BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam pendidikan fisika ada saja
benda yang harus kita ukur dengan mengunakan alat ukur tertentu. Dimana alat
ukur ini memiliki ketahanan tertentu. Pada materi ini kami akan membahas
tentang pengukuran hambatan atau tahanan kecil. Ketika hambatan atau tahanan
dalam suatu rangkaian pengukuran ini kecil maka ketelitiannya akan semakin
kecil. Penghantar yang baik dapat memiliki ketahanan yang kecil.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengukuran hambatan
kecil pada metode voltmeter-amperemeter, Jembatan Dobel Kelvin, dan Ohmmeter.
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengukuran hambatan kecil pada metode
voltmeter-amperemeter, Jembatan Dobel Kelvin, dan Ohmmeter.
1.4. Manfaat
1. Agar
agar kita mengetahui penggunaan pengukuran hambatan kecil.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengukuran tahanan kecil perlu
memakai sistem yang teliti, karena kesalahan tahanan yang kecil, misalnya :
tahanan kawat penyambung, tahanan kontak, dapat mempegaruhi hasil pengukuran. Kesalahan
sebesar 0,005 W pada pengukuran tahanan sedang 100 W tidak sangat berarti
dibandingkan bila tahanan yang diukur 0,2 W.
Metode
pengukuran tahanan kecil :
a. Metode
Voltmeter – Amperemeter
b. Metode
Jembatan Dobel Kelvin
c. Metode
Ohmmeter
2.1. Metode Voltmeter – Amperemeter
Metode ini menggunakan prinsip tegangan jatuh suatu
konduktor yang dialiri arus. Tahanan yang diukur biasanya sepotong kabel /
kawat penghantar. Rangkaian pengukuran :
Jika : Tahanan
pengukuran = Rp
Tahanan sebenarnya
= R
2.2. Pengukuran Tahanan Rendah Dengan Metode Jembatan Dobel
Kelvin
Jembatan double Kelvin adalah
modifikasi dari jembatan Wheatstone, dimana terpasang 2 pasang ratio arm.
Ditemukan oleh William Thomson. Jembatan Dobel Kelvin ini biasanya digunakan
untuk mengukur tahanan yang <1Ω. Cara kerjanya sama dengan jembatan Wheatstone,
hanya tahanan yang dipakai bukan 4 tetapi 7.
Pada saat mengukur tahanan yang rendah menggunakan
jembatan Wheatstone maka tahanan dari sebuah penghantar tidak dapat diabaikan
dan biasanya dapat mempengaruhi pengukuran, untuk itu perlu digunakan beberapa
modifikasi harus dilakukan.
Jika rasio dari R 3 / R 4 dan R 1 / R 2 seimbang
dan senilai, maka Jembatan kelvin akan menjadi seimbang, maka akan didapat
keadaan seperti pada jembatan Wheatstone.
Sebagai hasil modifikasi ini maka didapatkanlah
alat ukur baru Jembatan double Kelvin. Terdapat banyak alat- alat yang
menggunakan prinsip ini mencapai keakuratan 2% dari tahanan dengan range 0.0017Ω
- 25Ω. Bahkan banyak ohmmeter pun menggunakan prinsip ini guna untuk
memperbesar range ukur.
2.3. Pengukuran Tahanan Rendah Dengan Metode Ohmmeter
Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan rendah, yaitu Ducter
Ohmmeter. Ducter ohmmeter khusus untuk mengukur tahanan rendah dengan
ketelitian yang cukup tinggi. Ketika mengukur tahanan nenggunakan ohm meter,
kita harus memastikan :
1. Tidak ada
sumber tegangan di rangkaian.
2. Tahanan
tidak terhubung seri ataupun paralel dengan resistor lain.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1.
Pengukuran tahanan kecil perlu
memakai sistem yang teliti, karena kesalahan tahanan yang kecil, misalnya :
tahanan kawat penyambung, tahanan kontak, dapat mempegaruhi hasil pengukuran.
2. Metode
pengukuran tahanan kecil :
a. Metode
Voltmeter – Amperemeter
b. Metode
Jembatan Dobel Kelvin
c. Metode
Ohmmeter
3.2. Saran
Makalah ini dapat dijadikan
sebagai dasar untuk untuk memahami Alat Ukur dan Pengukuran khususnya tentang
materi Pengukuran Hambatan (Pengukuran Hambatan Kecil).
DAFTAR PUSTAKA
Murnomo, A. 2010. Pengukuran Listrik. [Online], Tersedia:
http://pengukuran-listrik.blogspot.co.id/. [01 Maret 2017].
Rizki, A. 2015. Semua Tentang Elektro. [Online],
Tersedia:
http://andhikarp-elektroundip.blogspot.co.id/2015/08/pengukuran-tahanan.html.
[01 Maret 2017].
Sudibjo, I. 2015. Cara Mengukur Hambatan, Tegangan dan Arus Listrik.
[Online], Tersedia: http://www.otopos.net/2015/02/cara-mengukur-hambatan-tegangan-dan.html.
[01 Maret 2017].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar