BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam umumnya Jembatan Wheatstone
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya saja suatu
kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian ini dibentuk
oleh empat buah tahanan
(R)
yag merupakan segiempat A-B-C-D
dalam hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah
galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga
galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan
tersebut. (Suryatmo, 1986).
Jembatan Wheatstone adalah alat
ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan meningkat dan
dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843. Ini digunakan untuk
mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan menyeimbangkan dua
kaki dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup komponen diketahui.
kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer .hambatan listrik merupakan
karakteristik suatu bahan pengantar listrik/ konduktor,yang dapat di gunakan
untukmengatur besarnya arus listrik yang melewati suatu rangkaian.
Hambatan sebuah konduktor di
antara dua titik diukur dengan memasang sebuah beda potensial diantara
titik-titik tersebut dan membandingkannya dengan arus listrik yang terukur,
yaitu R=V/ I .Metode jembatan Wheatstone dapat di gunakan untuk mengukur
hambatan listrik. Cara ini tidak memerlukan alat ukur voltmeter dan
amperemater,cukup satu Galvanometer untuk melihat apakah ada arus listrik yang
melalui suatu rangkaian.
Hasil kali antara hambatan
hambatan berhadapan yang satu akan sama dengan hasil kai hambatan hambatan
berhadapan lainnya jika beda potensial antara c dan d bernilai nol. Persamaan
R1 . R3 = R2 . R4 dapat diturunkan dengan menerapkan Hukum Kirchoff dalam
rangkaian tersebut. Hambatan listrik
1
suatu penghantar merupakan karakteristik dari suatu
bahan penghantar tersebut yang mana adalah kemampuan dari penghantar itu untuk
mengalirkan arus listrik.
Pengukuran tahanan suatu
penghantar / isolasi sangat berguna untuk kualitas penghantar / isolasi
tersebut. Penghantar yang baik mempunyai tahanan yang kecil, sedangkan tahanan
isolasi diusahakan sangat besar.
Di dalam sistem tenaga listrik
terdapat berbagai macam tahanan, maka dalam pengukurannya juga harus
bermacam-macam.
Pengukuran
Tahanan kecil ≠ Pengukuran
Tahanan
besar
Untuk dapat melakukan pengukuran
dengan baik perlu adanya klasifikasi besar tahanan. Klasifikasi tahanan tersebut
adalah :
a. Tahanan kecil Rkecil
< 1 W
b. Tahanan sedang 1 W ≤
Rsedang <100 kW
c. Tahanan besar Rbesar ≥
100 kW
Pada pembahasan di atas kami akan menjelaskan
tentang pengukuran tahanan besar atau yang biasa di sebut Pengukuran Hambatan
Besar.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud Hambatan Besar ?
2.
Bagaimana metode pengukuran hambatan besar bekerja
?
1.3 Tujuan
1.
Memahami tentang pengukuran hambatan besar
2.
Memahami metode pengukuran hambatan besar bekerja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengukuran Hambatan Besar
Pengukuran tahanan besar umumnya
dilakukan untuk mengetahui tahanan isolasi suatu isolator atau kabel. Sistem
pengukurannya tidak dapat disamakan dengan sistem sebelumnya karena pada
pengukuran tahanan besar ini arus yang dideteksi sangat kecil. Dengan kecilnya
arus tersebut berarti jika terjadi kebocoran arus yang juga kecil akan sangat
terasa dalam pengukurannya. Oleh karena itu perlu adanya penanganan khusus
untuk menghindari kesalahan tersebut.
Metode yang dapatdigunakanuntukmengukur tahanan
besar adalah:
a. Metode
Defleksi
b. Metode
Pelepasan Muatan
c. Metode
Mega Ohm
a. Metode Defleksi
Rangkaian pengukuran tahanan
besar dengan metode defleksi menggunakan alat pengukuran yaitu voltmeter dan
mikro amperemeter dapat dilihat seperti gambar.
Gambar (a) merupakan dasar
rangkaian pengukuran, tetapi bila di lihat lebih teliti, terdapat kesalahan
pengukuran mikro amperemeter. Seharusnya mikro amperemeter hanya mengukur arus
yang melalui tahanan yang di uji saja. Akan tetapi ternyata juga mengukur arus
yang melalui selubung luar tahanan itu. Arus ini dinamakan arus bocor yang
berorde mikro amper. Karena arus yang di ukur juga berorde mikro ampere, maka
kesalahan akibat arus bocor sangat mempengaruhi hasil pengukuran. Untuk
mengatasi hali ni, maka di tambahkan suatu guard circuit seperti tampak pada
gambar (b). Arus bocor akan melalui guard circuit sedang arus yang melalui
tahanan uji di deteksi oleh amperemeter.Persamaan Tahanan Isolasi dapat dinyatakan
sebagai berikut.
Keterangan
:
R=
Tahanan yang di uji
V=
Tegangan yang di tunjukan Voltmeter
Ir= Arus
yang di tunjukan mikro amperemeter
Ib=
ArusBocor (Lewat guard circuit)
Representasi rangkaian dari suatu pengukuran tahanan isolasi kabel
seperti gambar berikut:
b. Metode Pelepasan Muatan
Saat kontak ditutup terjadi
pemuatan kapasitor sampai tegangan kapasitor sama dengan tegangan sumber. Saat
kontak dibuka terjadi pelepasan muatan melalui tahanan yang diukur, sehingga
dapat di ukur juga tegangan jatuh pada tahanan tersebut.
Keterangan:
V =
tegangan mula kapasitor (volt)
v
= tegangan pada R pada saat t
(volt) R = tahanan yang diuji (ohm)
C = kapasitor (Farad)
t = waktu (detik)
c. Jembatan Mega Ohm
Prinsip dasar jembatan mega ohm
ini sama dengan prinsip jembatan wheatstone, hanya saja perlu adanya tambahan
guard circuit untuk mengurangi kesalahan. Seperti yang ditunjukan pada 2 gambar
rangkaian jembatan mega ohm di mana gambar A tanpa circuit sedang dan gambar B
memakai guard circuit.
Gambar RangkaianJembatan Mega Ohm
Misalnya tahanan yang di ukur adalah
100 MΩ (A – B) dengan tahanan permukaannya (terminal A – g; B – g) masing –
masing 100 MΩ. Maka tahanan yang terukur oleh rangkaian jembatan adalah:
RAB // (RAg+ RBg) = 100 // (100 + 100) = 67 MΩ.
Sedangkan seharusnya harga
tahanan itu 100 MΩ, disin iberarti terjadi kesalahan sebesar 33%. Gambar B
tampak dipasang guard circuit yaitu menghubungkan titik g dan d. Hal ini
berarti cabang r – d pararel dengan RAg dan galvanometer pararel dengan RBg, Tahanan yang di pasang adalah RAB sebesar 100 MΩ . Untuk
tahanan cabang a – d yang kecil 100 MΩ maka Rek.
Rnd // RAg = 0,1// 100 » 0,1 MΩ
Hal ini berarti cabang a – d terjadi perubahan RBg yang pararel dengan galvanometer
tidak mempengaruhi hasil pengukuran, hanya saja sesitiviotas jembatan menurun.
Dari uraian di atas dapat dilihat bahwa tahanan yang di ukur masih tetap
harganya, sedang cabang – cabang lain tidak terjadi perubahan. Dengan demikian,
system guard circuit dapat memperbaiki hasil pengukuran tahanan besar.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengukuran tahanan besar umumnya
dilakukan untuk mengetahui tahanan isolasi suatu isolator atau kabel. Sistem
pengukurannya tidak dapat disamakan dengan sistem sebelumnya karena pada
pengukuran tahanan besar ini arus yang dideteksi sangat kecil. Dengan kecilnya arus
tersebut berarti jika terjadi kebocoran arus yang juga kecil akan sangat terasa
dalam pengukurannya. Oleh karena itu perlu adanya penanganan khusus untuk
menghindari kesalahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar