BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arus bolak –balik adalah arus
listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah – ubah secara bolak – balik .
Berdeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah – ubah
dengan waktu. Secara umum listrik bolak – balik berarti penyaluran listrik dari
sumber yang kerumah –rumah penduduk . Namun ada pula contoh lain seperti
sinyal-sinyal radio atau audio yang disalurkan melalui kabel , yang juga
merupakan listrik arus bolak – balik
Rangkaian jembatan adalah
rangkaian pasif yang digunakan untuk mengukur impedansi dengan teknik
penyesuaian potensial. Dalam rangkaian ini, seperangkat impedansi yang telah
diketahui secara akurat diatur nilaianya dalam hubungannya terhadap satu yang
belum diketahui sampai suatu kondisi yang ada dimana perbedaan potensial antara
dua titik dalam rangkaian adalah nol, yaitu setimbang. Kondisi ini menetapkan
sebuah persamaan yang digunakan untuk menemukan impedansi yang tidak diketahui
berkenaan dengan nilai-nilai yang diketahui.
rangkaian jembatan dikatakan
seimbang apabila arus yang mengalir pada cabang yang menghubungkan dua lengan
dari jembatan tersebut sama dengan nol ampere. Jembatan Maxwell,. Jenis
jembatan ini digunakan untuk menghitung induktansi dan juga dapat menghitung
suatu resistansi yang diseri dengan induktor dimana resistansi seri ini
memiliki nilai yang relatif besar dengan reaktansi induktif dari induktor (XL = ωL). Jembatan Maxwell
digunakan untuk mengukur induktansi yang belum diketahui dengan membandingkan
terhadap kapasitansi yang diketahui.
Jembatan Arus AC
|
1
|
1.2 Rumusan Masalah
Adapun
rumusan masalah yang terdapat pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimana
keadaan tidak seimbang pada jembatan arus bolak balik?
1.3 Tujuan
Adapun
tujuan pembuatan makalah ini yaitu:
1.
Untuk mengetahui keadaan tidak
seimbang pada jembatan arus bolak balik.
Jembatan Arus AC
|
2
|
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Rangkaian Jembatan AC
Rangkaian jembatan adalah
rangkaian pasif yang digunakan untuk mengukur impedansi dengan teknik
penyesuaian potensial. Dalam rangkaian ini, seperangkat impedansi yang telah
diketahui secara akurat diatur nilaianya dalam hubungannya terhadap satu yang
belum diketahui sampai suatu kondisi yang ada dimana perbedaan potensial antara
dua titik dalam rangkaian adalah nol, yaitu setimbang. Kondisi ini menetapkan
sebuah persamaan yang digunakan untuk menemukan impedansi yang tidak diketahui
berkenaan dengan nilai-nilai yang diketahui.
Bila kita ingin mengukur harga
induktansi dan kapasitansi,maka metode yang mudah dan baik adalah menggunakan
jembatan arus bolak balik (AC bridge). Jembatan AC ini hampir sama dengan
jembatan DC (wheatstone), tetapi menggunakan sumber AC dengan fekuensi tertentu.
Bentuk rangkaiannya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Dalam keeadaan seimbang jembatan
arus bolak balik dapat dirumuskan sebagai:
1 = 2
1 1 = 2 2
Jembatan Arus AC
|
3
|
1
= 3 = 1 + 3
2 = 4 = 2 + 4
Keterangan:
E = Sumber tegangan
Z1...Z4 = impedansi masing –masing cabang
I1...I4 =Arus yang
melalui impedansi Z1...Z4
E1...E4 = Jatuh yegangan pada impedansi Z1...Z4
Dari
persamaan tersebut diatas dapat diperoleh persamaan sebagai berikut:
Untuk syarat keseimbangan, maka
tidak hanya memperhatikan besarannya saja, tetapi juga sudut
fasanya.persyaratan kesetimbangan jembatan memerlukan bahwa beda potensial dari
A ke C adalah 0. Ini akan terjadi bila penurunan tegangan dari B ke A sama
dengan penurunan tegangan dari B ke C untuk besar (magnitudo) dan fasa.
Nilai suatu tahanan dapat
diketahui rangkaian jembatan DC dalam hal mana pada kondisi setimbang dicapai
apabila:
Rx = R3 (R2 / R1)
Nilai capasitansi dan induktansi
juga dpt ditentukan dengan cara yang sama dengan rangkaian jembatan AC dimana
sbg sumber digunakan AC dan galvanometer diganti dengan detektor nol (vibration
galvano meter).
Kondisi setimbang pada jembatan
AC yaitu apabila E pada A-C sama dgn nol, dan ini terpenuhi kalau tegangan
antara B-A sama dengan B-C baik dalam amplitudu maupun dalam fasenya. Dalam
notasi kompleks dapat dituliskan:
EB-A = EB-C
|
atauI1 x Z1 = I2 x Z2
|
Jembatan Arus AC
|
4
|
Dimana
arus maupun impedansi dalam bilangan kopleks
Agar arus
detektor nol (kondisi setimbang) maka
I1 = E /
(Z1 + Z2) I2 = E / (Z3 + Z4)
Sehingga
diperoleh:
Z1 Z4 = Z2 Z3
jika
menggunakan admitansi sebagai pengganti impedansi maka :
Y1 Y4 = Y2 Y3
Karena
fase juga harus setimbang dan untuk
|
impedansi komplek ditulis:
|
Z1 = Z1 e jθ1 = Z1< θ1
|
maka :
|
Z1< θ1 Z4< θ4 = Z2< θ2 Z3< θ3 atau
Z1 Z4 < θ1 + θ4 = Z2 Z3 < θ2 + θ3
Jadi ada
dua kondisi setimbang, yaitu
a. Z1 Z4 = Z2 Z3
perkalian
nilai Z dari lengan yang saling berhadapan harus sama, dan
b. < θ1 + < θ4 = < θ2 + < θ3
penjumlahan
sudut fasa dari lengan yang saling berhadapan harus sama.
2.2 Kondisi tidak seimbang
Perhatikan
gambar berikut:
Bila
rangkaian dalam keadaan setimbang, maka:
Kondisi
seimbang diatas dapat ditinjau dari dua yaitu besaran dan fasanya.
Besaran:
Fasa:
Terlihat dari perhitungan
diatas,meskipun besarannya seimbang, tetapi jumlahan kedua sudut fasanya tidak
sama, bahkan berlawanan. Oleh sebab itu rangkaian jembatan ini selamanya tidak
akan pernah mencapai kondisi seimbang karena Z1 dan Z4 bersifat
induktif, sehingga jumlahan kedua fasanya selalu positif. Sedang Z3 selalu resitif (θ =0o) dan Z2 adalah kapasitif murni (θ = -90o), sehingga jumlahan kedua
fasanya selalu negatif (bahkan selalu -90o).
Apabila jembatannya tidak
seimbang, maka impedansi total harus dihitung dengan cara menggunakan
konversi/transformasi rangkaian -Y
(delta to wye). Atau alternatifnya, rangkaian dianalisa menggunakan analisa
mesh atau node.
Beberapa macam rangkaian jembatan
yang banyak digunakan dalam rangkaian elektronik, digunakan untuk menghitung
nilai induktor dan kapasitor. Sama seperti rangkaian jembatan yang dibentuk
dari resistor-resistor, rangkaian jembatan yang akan kita bahas juga
menggunakan resistor variabel yang presisi serta jarum galvanometer yang
sensitif yang digunakan untuk mengetahui apakah rangkaian sudah dalam kondisi
seimbang. Namun pembahasan kita kali ini tidak lagi menggunakan sumber DC
(seperti pada jembatan Wheatstone), rangkaian jembatan yang akan dibahas
menggunakan sumber AC dengan frekuensi tertentu (biasanya 1 kHz). Begitu
rangkaian jembatan seimbang, kita dapat menghitung nilai induktansi dan
kapasitansi dengan mudah menggunakan persamaan Jembatan. Beberapa instrumen
pengukuran sudah dilengkapi dengan display hasil pengukuran, jadi kita bisa
langsung membaca hasilnya tanpa melakukan perhitungan. Banyak instrumentasi
ukur menggunakan rangkaian jembatan yang bermacam-macam jenisnya untuk
menghitung beberapa jenis impedansi.
Jembatan Arus AC
|
6
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Rangkaian jembatan adalah
rangkaian pasif yang digunakan untuk mengukur impedansi dengan teknik
penyesuaian potensial.
2. Apabila
jembatannya tidak seimbang, maka impedansi total harus dihitung
dengan cara menggunakan konversi/transformasi
rangkaian -Y (delta to wye). Atau
alternatifnya, rangkaian dianalisa menggunakan analisa mesh atau node.
3. Kondisi seimbang diatas dapat
ditinjau dari dua yaitu besaran dan fasanya.
Jembatan Arus AC
|
7
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar