BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
|
||||||||
Arus
bolak –balik adalah arus listrik dimana
|
besarnya
|
dan arahnya
arus
|
||||||
berubah
– ubah
|
secara
bolak – balik . Berbeda dengan arus searah
|
dimana
|
||||||
arah
arus yang mengalir tidak berubah –
ubah
|
dengan waktu . bentuk nya
|
|||||||
seperti
|
sinusoidal
|
. karena ini hanya memungkinkan pengaliran energi yang
|
||||||
paling
efesien . Namun dalam aplikasi – aplikasi
|
spesifik
|
yang
lain ,
|
bentuk
|
|||||
dari gelombangnya pun
dapat digunakan
|
, misalnya
|
bentuk
gelombang
|
||||||
segitiga
atau bentuk segi empat .
|
||||||||
Secara
umum
|
listrik
bolak – balik
|
berarti
penyaluran
|
listrik
dari
|
sumber
|
||||
yang
|
kerumah
–rumah penduduk . Namun
|
ada pula contoh lain
|
seperti
|
|||||
sinyal-sinyal
radio
|
atau
audio yang
|
disalurkan
|
melalui
|
kabel , yang juga
|
||||
merupakan
listrik arus bolak – balik .
Rangkaian jembatan AC pada
umumnya banyak digunakan dalam aplikasi pengukuran nilai suatu komponen.
rangkaian jembatan dikatakan seimbang apabila arus yang mengalir pada cabang
yang menghubungkan dua lengan dari jembatan tersebut sama dengan nol ampere.
B. Rumusan Masalah
Apa
pengaruh frekuensi terhadap jembatan AC?
Adapun tujuan yang hendak kami peroleh pada
pembuatan makalah ini, yaitu Untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap
jembatan AC
BAB II
PEMBAHASAN
Pengaruh Frekuensi terhadap Jembatan AC
Sulit ditemui komponenya R, L,
dan C yang murni, setiap komponen terdiri dari gabungan ketiganya. Oleh karena
itu perlu diketahui tentang pengaruh frekuensi terhadap komponen – komponen
jembatan arus bolak – balik karena mungkin saja hasil yang diperoleh tidak sama
dengan secara praktis pada jembatan DC hal ini tidak tampak karena frekuensinya
nol.
1.
Resistor
Rangkaian
penganti resistansi dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1
: Skema Rangkaian Penganti Resistansi
Beban resistif (R) yaitu beban
yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya
mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai factor daya sama dengan satu.
Tegangan dan arus sefasa. Persamaan daya sebagai berikut :P = VI
Dengan :
P = daya
aktif yang diserap beban (watt)
V =
tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus
yang mengalir pada beban (A)
Gambar 2 Rangkaian Resistif Gelombang AC
Gambar 3 Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Resistif
Frekuensi tidak berpengaruh terhadap beban resistif, karena biasanya
beban resistif murni memiliki nilai cos pi 00atau samadengan 1
2.
Induktor
Beban induktif (L) yaitu beban
yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida.
Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini
disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetisakan mengakibatkan
fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini
menyerap daya aktif dan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif
adalah sebagai berikut :
P = VI
cos φ
Dengan :
P = daya
aktif yang diserap beban (watt)
V =
tegangan yang mencatu beban (volt)
I = arus
yang mengalir pada beban (A)
φ = sudut
antara arus dan tegangan
Gambar 3 Rangkaian Induktif Gelombang AC
Gambar 4 Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Induktif
Untuk
menghitung besarnya rektansi induktif (XL), dapat
digunakan rumus :
Dengan :
XL =
reaktansi induktif
F = frekuensi
(Hz)
L = induktansi (Henry)
3.
Kapasitor
Rangkaian
ekivalen dari kapasitor
Beban kapasitif (C) yaitu beban
yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan untuk menyimpan energi yang
berasal dari pengisian elektrik (electrical
discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Beban jenis
ini menyerap daya aktif dan mengeluarkan
daya reaktif . Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut
:
P = VI cos
φ
Dengan :
P = daya
aktif yang diserap beban (watt)
V=
tegangan yang mencatu beban (volt)
I = varus
yang mengalirpadabeban (A)
φ = sudut
antara arus dan tegangan
Gambar 5 Rangkaian Kapasitif Gelombang AC
Gambar 6 Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Kapasitif
Untuk
menghitung besarnya rektansi kapasitif (XC), dapat
digunakan rumus :
Dengan :
XL =
reaktansi kapasitif
f =
frekuensi
C = kapasitansi (Farad)
Pengaruh Frekuensi terhadap beban kapasitif adalah semakin besar frekuensi
yang diberikan pada beban kapasitif maka, reaktansi pada beban kapasitif akan
semakin kecil.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
·
Rangkaian jembatan AC pada
umumnya banyak digunakan dalam aplikasi pengukuran nilai suatu komponen.
Rangkaian jembatan dikatakan seimbang apabila arus yang mengalir pada cabang
yang menghubungkan dua lengan dari jembatan tersebut sama dengan nol ampere.
Frekuensi tidak
berpengaruh terhadap beban
resistif, karena biasanya
beban resistif murni memiliki nilai cos pi 00atau sama dengan 1. Pengaruh
Frekuensi terhadap beban induktif adalah semakin besar nilai frekuensi yang
diberikan pada beban induktif maka, nilai reaktansi pada beban induktif akan
semakin besar. Pengaruh Frekuensi terhadap beban kapasitif adalah semakin besar
frekuensi yang diberikan pada beban kapasitif maka, reaktansi pada beban
kapasitif akan semakin kecil.
B.
Saran
Memahami dan mengerti tentang jembatan ac dalam
penggunaan alat ukur dan aplikasinya .
DAFTAR PUSTAKA
Kanginan, Marthein . ( 2006). Fisika. Erlangga. Jakarta
Sandi,Nur.(2015).Jembatan AC.[Online].Tersedia:http://nursandi129.blogspot. co.id/2015_03_01_archive.html.[09 Maret 2017]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar