semoga dapat bermanfaat bagi kalian...
MATA KULIAH BUMI DAN ANTARIKSA
MAKALAH
SISTEM DUA
BENDA LANGIT : PENGARUH GRAVITASI TERHADAP BENTUK BUMI PASANG SURUT DAN ORBIT
PLANET
Oleh:
Kelompok 8
Nama kelompok:
ADRIANSYAH (A 241 15 033)
DEBORA TRESIA PURBA (A
241 15 091)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya saya dapat menyelesaikan tugas Mata
Kuliah Pengetahuan Bumi dan Antariksa sampai selesai.
Saya menyadari bahwa
tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya sangat
menginginkan masukan dan saran dari bapak, selaku dosen Mata Kuliah Pengetahuan Bumi dan Antariksa, demi penyempurnaan tugas ini ke
arah yang lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini juga, Saya
ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada bapak dan teman-teman yang telah
banyak membantu dalam menyelesaikan tulisan ini.
Akhirnya saya berharap agar
tulisan ini dapat bermanfaat bagi saya dan pembaca lainnya dalam proses
pembelajaran dikemudian hari.
Palu, 13 Februari 2017
Kelompok 8
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1
BAB III.
PEMBAHASAN............................................................................. 2
2.1. Pengaruh Gravitasi
Terhadap Bentuk Bumi .................................. 2
2.2. Pasang Surut .................................................................................. 6
2.3. Orbit Planet ................................................................................... 7
2.4. Orbit Satelit.................................................................................... 7
BAB III. PENUTUP ..................................................................................... 10
2.2. Pasang Surut .................................................................................. 6
2.3. Orbit Planet ................................................................................... 7
2.4. Orbit Satelit.................................................................................... 7
BAB III. PENUTUP ..................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 10
3.2 Saran ................................................................................................ 10
3.2 Saran ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Allah menciptakan alam semesta ini
dalam keadaan yang teratur dan rapi. Keteraturan gerakan bintang termasuk
matahari, planet, satelit, komet, dan benda langit lainnya menyebabkan gerakan
benda-benda tersebut dapat dipelajari dengan seksama. Dengan memahami Sistem
dua benda langit tersebut, manusia dapat memperkirakan peristiwa-peristiwa yang
terjadi di masa depan dengan akurat.
Gerak planet mengitari matahari, satelit yang mengelilingi bumi dan bintang-bintang yang mengitari pusat galaksi, diatur oleh gaya sentral yang bekerja
sepanjang garis lurus yang menghubungkan
benda langit terhadap sumber gaya tersebut. Aturan untuk menerangkan gaya sentral ini lazim disebut hukum gravitasi Newton, “ Gaya tarik menarik
antara dua titik massa adalah berbanding
lurus dengan hasil kali massa mereka serta berbanding terbalik dengan jarak kuadratnya”.
Untuk
memudahkan pemahaman terhadap Sistem dua benda
langit, diperkenalkan semua benda langit memiliki
Massa dan Gravitasi. Selain memiliki gravitasi, juga memiliki medan
gravitasi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya.. Selanjutnya Gaya
gravitasi ini menarik benda-benda disekitarnya menuju pusat gravitasi. Di dalam
makalah ini akan dibahas mengenai pengaruh
gravitasi terhadap bentuk bumi, pasang surut, orbit planet dan orbit satelit.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana pengaruh gravitasi
terhadap bentuk bumi ?
2.
Bagaimana terjadinya pasang surut di
laut ?
3.
Berapa jenis periode orbit planet
yang mengitari benda – benda langit
1.2 Tujuan
· Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi.
· Mahasiswa dapat menentukan pada saat apakah terjadinya pasang surut di laut.
· Mahasiswa dapat mengetahui jenis orbit planet yang mengitari benda – benda langit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGARUH GRAVITASI TERHADAP
BUMI
Semua benda
di lama semesta ini memiliki massa, sehingga juga memiliki gravitasi. Selain
memiliki gravitasi, juga memiliki medan gravitasi yang saling mempengaruhi satu
sama lainnya. Contohnya pengaruh gravitasi matahari dan gravitasi bumi
mengakibatkan revolusi bumi agar bumi tidak tertarik ke dalam matahari, begitu
juga pengaruh gravitasi bumi dan bulan, mengakibatkan bulan mengelilingi bumi.
Gravitasi
adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta.Contoh : Sebuah apel jatuh ke tanah diakibatkan oleh gaya
gravitasi bumi yang menarik apel tersebut ke pusat gravitasi bumi. Gaya
gravitasi ini menarik benda-benda disekitarnya menuju pusat gravitasi.
A.
Pengaruh
Gaya Gravitasi Matahari dan Gravitasi Bumi
Nilai
gravitasi matahari adalah 27.94 G (nilai G yang diakui sekarang = 6,67 x 10-11
Nm2/kg2 (kekuatan gravitasi bumi)), yaitu sekitar 28 kali kekuatan gravitasi
bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu = 274.0 m/s2, dibanding kan
bumi = 9.8 m/s2.
Pengaruh
gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan bumi berputar pada
porosnya (berotasi) dan bumi mengelilingi matahari (berevolusi). Gravitasi
matahari menarik bumi ke pusat matahari, sedang gaya gravitasi bumi tetap
mempertahankan posisi bumi, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat
bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari agar tidak tertarik ke
pusat gravitasi matahari atau tetap berada pada orbitnya.
B.
Pengaruh
Gaya Gravitasi Bumi dan Gravitasi Bulan
Nilai
gravitasi bulan adalah 17% G (1 G = kekuatan gravitasi bumi), yaitu sekitar
0,17 kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan yaitu
= 1,6 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.Gravitasi bumi menarik bulan ke pusat
bumi, sedang gaya gravitasi bulan tetap mempertahankan posisi bulan, sehingga
menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bulan berputar pada porosnya dan
mengelilingi bumi agar tidak tertarik ke pusat gravitasi bumi atau tetap berada
pada orbitnya.
Pengaruh
gaya gravitasi bumi dan bulan adalah pasang-surut air laut. Gaya gravitasi
bulan menarik air laut ke arah bulan sehingga memengaruhi ketinggian ombak dan
permukaan laut. Karena bulan mengitari bumi, maka akan ada saat di mana satu
sisi dari bumi lebih dekat dengan bulan. Bagian yang dekat dengan bulan inilah
yang akan mengalami air laut pasang, sedangkan bagian lainnya yang tidak dekat
dengan bulan mengalami air laut surut. Pasang-surut air laut juga berkaitan
dengan fase bulan. Biasanya, air laut akan mengalami pasang tinggi pada saat
bulan purnama.
Selain itu
juga, pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah menjauhnya bulan dari bumi
sekitar 3,8 cm tiap tahun.
2.1. TERJADINYA PASANG SURUT
Pasang dan surut air taut dipengaruhi oleh gaya gravitasi atau gaya tarik bulan dan matahari. Bulan yang lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih besar pada pasang dan surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari.Pasang dan surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan bulan pumama karena pada saat itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris.Pasang terendah terjadi pada saat bulan perbani.Oleh karena itu, pasang terendah disebut juga pasang perbani.Ketika pasang perbani, pasang terjadi serendah-rendahnya karena kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi membentuk sudut 90 derajat. Oleh karena itu, gravitasi bulan dan matahari akan saling memperlemah. Perbedaan tinggi air pada saat pasang dan surut di laut terbuka mencapai 3 m. Tetapi, di tempat-tempat sempit seperti di selat atau di muara sungai, perbedaan tinggi air ini dapat mencapai 16 m. Bumi yang diselubungi air laut akan sangat dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan. Akibatnya, daerah yang berhadapan dengan bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah yang tegak lurus terhadap kedudukan bulan akan mengalami surut.
Pasang surut
laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi
secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak.
Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulandua
kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasangsurut laut
karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gayatarik
gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge)pasang surut gravitasional di laut.Lintang dari tonjolan
pasangsurut ditentukan oleh deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan
bidang orbital bulan dan matahari.Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
pasang surut berdasarkan teori kesetimbangan adalah rotasi bumi pada sumbunya,
revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan
berdasarkan teori dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi
bumi (gaya coriolis), dangesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa
faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasang surut disuatu perairan seperti,
topogafi dasar laut.
Terjadinya
arus di lautan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal
seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan
lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan
yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan
udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut
Bishop (1984), gaya-gaya utama yang
berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya gradien tekanan, gaya coriolis,
gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.Faktor penyebab terjadinya
arus yaitu dapat dibedakan menjadi tiga komponen yaitu gaya eksternal, gaya
internal angin, gaya-gaya kedua yang hanya datang karena fluida dalam gerakan
yang relatif terhadap permukaan bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam
pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas, gaya Coriolis,
gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasang surut.
Ketika angin
berhembus di laut, energi yang ditransfer dari angin ke batas permukaan,
sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan gelombang gravitasi permukaan,
yang memberikan pergerakan air dari yang kecil kearah perambatan gelombang
sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat kecepatan angin, semakin besar
gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut, dan semakin besar aruspermukaan.
Dalam proses gesekan antara angin dengan
permukaan laut dapat menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan
pergerakan air turbulen (Supangat,2003).
Gaya
Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena adanya pergerakan angin pada
permukaan laut sehingga menyebabkan
pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik, hal ini disebabkan karena
perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi dua gaya
yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida
hasil dari transfer momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida.
Dalam pergerakan fluida dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil
transfer antara batas yang berdekatan yang disebut viskositas molekular. Di
permukaan laut, gerakan air tidak pernah laminer, tetapi turbulen sehingga
kelompok-kelompok air, bukan molekul individu, ditukar antara satu bagian
fluida ke yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar dari pada
yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu dan disebut viskositas eddy.
Gaya
Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana gaya ini akan membelokan arah
angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul sebagai akibat dari perputaran bumi
pada porosnya.Gaya Coriolis ini yang membelokan arus dibagian bumi utara
kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada saat kecepatan arus
berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan
meningkat. Hasilnya akan dihasilkan sedikit pembelokan dari arah arus yang
relaif cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih besar pada
aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah
besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu
perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan
arahnya. Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450
dari arah angin dan sudut penyimpangan.bertambah dengan bertambahnya kedalaman
(Supangat, 2003).
2.1. ORBIT PLANET
Orbit
planet-planet di Tata Surya memang semuanya berada dalam satu bidang. Demikian
juga dengan orbit satelit dari planet-planet tersebut. Semuanya berada dalam
satu bidang yang sama. Semua planet bisa
memiliki orbit pada bidang yang sama ini terkait dengan pembentukannya di dalam
Tata Surya.
Tata Surya
terbentuk dari awan gas dan debu raksasa yang kita kenal sebagai nebula.Di
dalam nebula inilah bintang dilahirkan.Atau kalau di dalam Tata Surya, Matahari
lahir di dalam nebula ini.Awalnya partikel-partikel debu berkumpul membentuk
awan sferis.Awan gas dan debu ini berputar dan kemudian menarik lebih banyak
materi.Interaksi gravitasi partikel-partikel di awan menyebabkan awan
berkondensasi.Pada saat itu radiusnya mengecil, tapi momentum sudutnya tidak
mengecil sehingga rotasinya makin cepat.Awan pun mengalami keruntuhan.
Saat terjadi
keruntuhan, rotasi awan semakin cepat.Tapi tidak semua bagian dari awan ini
ditarik ke pusat. Partikel di sekitar bidang yang tegak lurus sumbu rotasi
mengalami gaya sentrifugal yang membuat mereka tidak mendekati pusat melainkan
melawan gravitasi. Akibatnya awan
memipih dan membentuk piringan yang berputar di sekeliling inti yang sangat rapat.
Semakin
banyak massa yang dikumpulkan di pusat piringan, maka temperatur juga meningkat
tajam sehingga memberi kemampuan yang cukup untuk terjadinya reaksi nuklir.
Atom hidrogen kemudian mengalami pembakaran menjadi helium menandai kelahiran
Bintang.Sementara itu gas dan debu di piringan pipih yang berputar disekeliling
bintang pun saling berinteraksi di dalam piringan.Bertabrakan dan berakumulasi
membentuk planet-planet yang kemudian mengitari Bintang. Inilah yang
menyebabkan planet-planet memiliki orbit pada bidang yang sama dengan Bintang.
Periode
orbit
Periode
orbit adalah waktu yang diperlukan bagi suatu benda untuk melakukan satu orbit
penuh mengitari benda lain.Jika disebutkan tanpa mendalami astronomi, maka
rujukannya adalah periode sidereal suatu benda astronomis, yang dihitung
terhadap bintangnya.
Ada beberapa
jenis periode orbit untuk benda-benda yang mengitari Matahari (atau benda
langit lainnya):
Ø Periode
sidereal adalah siklus sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk
melakukansatu orbit penuh relatif terhadap bintangnya. Ini dianggap sebagai
periode orbit sejatibenda tersebut.
Ø Periode
sinodis adalah interval sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk muncul
kembali di titik yang sama relatif terhadap dua benda lain (node linier),
contohnya ketika Bulan relatif terhadap Matahari dilihat dari Bumi kembali ke
fase iluminasi yang sama. Periode sinodis adalah waktu yang berlangsung antara
dua konjungsi berturut-turut dengan garis Matahari-Bumi dalam urutan linier
yang sama. Periode sinodis berbeda dari periode sidereal karena Bumi mengorbit
Matahari.
Ø Periode
drakonitik atau periode drakonik adalah waktu yang berlangsung antara dua
perlintasan benda melalui node menaiknya, titik orbitnya tempat benda tersebut
melintasi ekliptika dari belahan selatan ke utara. Periode ini berbeda dari
periode sidereal karena kedua bidang orbit benda dan bidang ekliptika
berpresesi terhadap bintang tetap, sehingga persimpangan mereka, yaitu garis
node, juga berpresesi terhadap bintang tetap. Meski bidang ekliptika sering
bersifat tetap di posisi yang ia tempati pada epos tertentu, bidang orbit benda
tersebut masih berpresesi dan mengakibatkan periode drakonitik berbeda dari
periode sidereal.
Ø Periode
anomalistik adalah waktu yang berlangsung antara dua perlintasan benda di
periapsis-nya (pada planet di tata surya, disebut perihelion), titik pendekatan
terdekatnya terhadap benda yang menariknya. Periode ini berbeda dari periode
sidereal karena sumbu semimayor benda berjalan dengan sangat lambat.
Ø Periode
tropis Bumi (atau disebut juga "tahun") adalah waktu yang berlangsung
antara dua penjajaran sumbu rotasinya dengan Matahari, juga dilihat sebagai dua
perlintasan benda di asensio rekta nol. Satu tahun Bumi memiliki interval yang
sedikit lebih pendek daripada orbit Matahari (periode sidereal) karena sumbu
inklinasi dan bidang khatulistiwanya secara perlahan berpresesi (berotasi dalam
istilah sidereal), kembali sejajar sebelum orbit selesai dengan interval yang
sama dengan kembalinya siklus presesi (sekitar 25.770 tahun).
2.2. ORBIT SATELIT
Dalam bidang
geodesi satelit, ada dua peran dan fungsi utama dari satelit, yaitu satelit
sebagai target, titik kontrol atau wahana pengukur, dan satelit sebagai sensor
atau probe.Peran tersebut umumnya digunakan pada metode geodesi satelit
geometrik, yaitu dalam penentuan posisi titik-titik di perlukaan Bumi. Karena
orbit satelit yang relative cukup tinggi di atas permukaan Bumi, maka
penggunaan satelit dalam moda ini akan dapat mencakup daerah yang
relativeluas.Dalam konteks geodesi satelit, informasi tentang orbit satelit
akan berperan dalam beberapahalyaitu:
v Untuk
menghitung koordinat satelit yang nantinya diperlukan sebagai koordinat titik
tetap dalam perhitungan koordinat titik-titik lainnya di atau dekat permukaan
bumi.
v Untuk
merencanakan pengamatan satelit, yaitu waktu dan lama pengamatan yang optimal.
v Untuk
membantu mempercepat alat pengamat (receiver) sinyal satelit untuk menemukan
satelit yang bersangkutan.
v Untuk
memilih, kalau diperlukan, satelit-satelit yang secara geometrik “lebih baik”
untuk digunakan.
Pergerakan Satelit Mengelilingi Bumi
Pergerakan
satelit mengelilingi bumi secara umum mengikuti Hukum Kepler
(pergerakanKeplerian) yang didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu sebagai
berikut ini :
• Pergerakan satelit hanya dipengaruhi
oleh medan gaya berat sentral bumi.
• Satelit bergerak dalam bidang orbit
yang tetap dalam ruang.
• Massa satelit tidak berarti
dibandingkan massa Bumi.
• Satelit bergerak dalam ruang hampa,
dengan kata lain tidak ada efek dari atsmospheric drag.
• Satelit tidak terkena efek gaya berat
dari benda-benda langit seperti matahari atau bulan dan tidak ada efek dari
solar radiation pressure.
Secara
singkat Hukum Kepler dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
Hukum Kepler I : Orbit suatu planet
adalah ellips dengan matahari berada pada salah satu fokusnya(1602).
2.
Hukum Kepler II : Vektor dari
matahari ke planet menyapu daerah yang sama dalam waktu yang sama (1605).
3.
Hukum Kepler III : Rasio kuadrat
perioda revolusi planet (T) terhadap kubik dari sumbu ellips (a) adalah sama
untuk seluruh planet (T2/a3 = konstan).
Secara
matematis, berdasrkan hokum Newton, untuk satelit yang mengelilingi Bumi, Hukum
Kepler III dapat diformulasikan sebagai:
Dimana :T =
periode orbit satelit,
a = sumbu
panjang orbit,
G =
konstanta gravitasi universal, dan
M = massa
bumi.
Jenis-Jenis Orbit Satelit
Berdasarkan
pada karakteristik geometri orbit dan pergerakan satelit di dalamnya, serta
menurut jaraknya dari permukaan bumi, dikenal beberapa jenis orbit satelit.
Berikut ini hanya akan dibahas jenis-jenis orbit satelit yang relevan dengan
bidang geodesi satelit.
Orbit
Prograde dan Retrograde
Orbit
prograde adalah orbit yang sudut inklinasi orbitnya (i) memenuhi hubungan : 0°
< i < 90°dan sudut inklinasi tersebut dihitung berlawanan arah jarum jam
di titik nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit. Pada
orbit prograde pergerakan satelit dalam orbitnya searah dengan rotasi Bumi.
Sedangkan orbit retrograde adalah orbit yang sudut iklinasinya memenuhi
hubungan : 90° < i < 180° dan dihitung berlawanan arah jarum jam di titik
nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit, pergerakan satelit
dalam orbitnya berlawanan arah dengan rotasi Bumi.
Orbit Polar
Satelit
berorbit polar mempunyai inklinasi 90°. Satelit berorbit polar sangat bermanfaat
untuk mengamati permukaan bumi. Karena satelit mengorbit dalam arah
Utara-Selatan dan bumi berputar dalam arah Timur-Barat, maka satelit berorbit
polar akhirnya akan dapat ‘menyapu’ seluruh permukaan bumi.
Karena
alasan tersebut maka satelit pemantau lingkungan global seperti satelit
inderaja dan satelit cuaca, umumnya mempunyai orbit polar atau memndekati
polar, yaitu sudut inklinasinya sekitar90°.
Orbit
Geostationer
Satelit
berorbit geostationer adalah satelit yang mengelilingi Bumi dengan kecepatan
dan arah yang sama dengan kecepatan dan arah rotasi Bumi. Periode orbit satelit
geostationer dibuat sama dengan periode rotasi bumi yakni T = 23 jam 56 menit
4,09 detik. Berdasarkan Hukum Kepler III maka orbit satelit tersebut akan
mempunyai sumbu panjang (a). Dengan jari-jari Bumi sekitar 63787 km, maka orbit
geostationer berketinggian (h) sekitar 35787 km diatas permukaan Bumi. Perlu
diingat bahwa hanya Orbit Ekuatorial (i = 0°) yang bisa menjadi orbit
geostasioner. Disamping itu untuk mendapatkan kecepatan satelit yang seragam,
orbit harus berbentuk lingkaran (e = 0). Karena orbitnya yang relatif tinggi,
maka footprint dari satelit geostationer umumnya sangat luas. Satelit berorbit
geostationer ini umumnya tidak dapat digunakn untuk memantau fenomena yang terjadi
di kutub, hal ini dikarenakan karakteristik orbitsatelit geostationer umumnya
tidak dapat mencakup kawasan kutub.
Orbit
Sun-Synchronous
Orbit
sun-synchronous adalah orbit satelit yang mensinkronkan pergerakan satelit
dalam orbit, presisi bidang orbit, dan pergerakan bumi mengelilingi matahari,
sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di
permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Untuk itu,
karena Bumi berevolusi mengelilingi matahari, maka orbit satelit juga harus
berpresesi terhadap sumbu rotasi bumi, sebesar 3600/tahun.Orbit sun-synchronous
umum digunakan oleh sistem satelit inderaja dan satelit cuaca.
Medium Earth
Orbit (MEO)
Medium Earth
Orbit yaitu suatu orbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi dengan
karakteristik antara lain :
- Tinggi orbit : sekitar 6.000 – 12.000
km, diatas permukaan bumi
- Periode Orbit : 5 – 12 jam
- Kecepatan putar : 19.000 km/jam
- Waktu Tampak : 2 – 4 jam per hari
- Delay Time : 80 ms ( Waktu perambatan
gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
- Jumlah Satelit : 10 – 12 (Global
Coverage)
- Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca,
Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile) misalnya satelit Oddysey dan
ICO.
Low Earth
Orbit (LEO)
Low Earth
Orbit yaitu suatu otbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi dengan
karakteristik antara lain sebagai berikut :
- Tinggi orbit : 200 – 3000 km, diatas
permukaan bumi
- Periode Orbit : 1.5 jam
- Kecepatan putar : 27.000 km/jam
- Delay Time : 10 ms ( Waktu perambatan
gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke stasiun bumi)
- Jumlah Satelit : 50 (Global Coverage)
- Penggunaan : Satelit Citra, Cuaca,
Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile) contohnya satelit Iridium
dan Global Star.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Antariksa
adalah angkasa luar yang merupakan ruangan jauh dari bumi (di luar lapisan atmosfer
bumi) bebas dari pengaruh gravitasi. Bagian dari alam semesta yang digambarkan
sebagai ruang hampa.
Sistem dua benda langit meliputi : Pengaruh gravitasi terhadap bentuk bumi,
pasang surutnya air di laut dan orbit planet. Kita ketahui bahwa gravitasi
adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai
massa di alam semesta. Contoh :
Sebuah apel jatuh ke tanah diakibatkan oleh gaya gravitasi bumi yang menarik
apel tersebut ke pusat gravitasi bumi. Gaya gravitasi ini menarik benda-benda
disekitarnya menuju pusat gravitasi.
Pasang surut
laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek sentrifugal. Efek
sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi
secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap jarak.
Selain Pasang Surut di laut, sistem dua benda langit mencakup orbit planet dan orbit satelit yang dimana kita dapat mengetahui periode orbit planet dan jenis – jenis orbit satelit yang mengitari benda – benda langit.
Selain Pasang Surut di laut, sistem dua benda langit mencakup orbit planet dan orbit satelit yang dimana kita dapat mengetahui periode orbit planet dan jenis – jenis orbit satelit yang mengitari benda – benda langit.
3.2. Saran
Demikian
makalah ini kami susun, kami yakin dalam makalah ini masih terdapat kekurangan
yang perlu ditambahi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang membangun
dari pembaca yang budiman guna untuk perbaikan makalah ini. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2014). Terjadinya Pasang
Surut di laut [Online]. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/pasang-surut-air-laut/2014 [12 Februari 2017]
Anonim. (2015). Pengaruh gravitasi
terhadap bumi [Online]. Tersedia : https://id.wikipedia.org/wiki/pengaruh-gravitasi-terhadap-bumi/2015 [12 Februari 2017]
deb, minta file aslinya dong
BalasHapus