Semoga Dapat Bermanfaat bagi teman - teman ^_^
MATA KULIAH BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
MAKALAH
PRINSIP
BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN
Oleh:
Kelompok 2
Nama kelompok:
FADILA (A
241 15 021)
YERISEN LAPONO (A
241 15 027)
NI WAYAN ALFARI (A 241 15 045)
DEBORA TRESIA PURBA (A
241 15 091)
Dosen
Pembimbing:
Dr. Yusuf Kendek, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TADULAKO
2017
Kata Pengantar
Segala puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan izin dan ridho-Nya
makalah ini dapat kami rampungkan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
kelompok dari mata kuliah “ Belajar dan
Pembelajaran”. Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan
manfaat khususnya bagi penyusun sendiri umumnya bagi semuanya.
Adapun judul dari makalah ini yaitu ”Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran”. Pada kesempatan ini
penulis sampaikan terimakasih kepada yang terhormat Dosen pengampuh matakuliah.
Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan.
Palu, Februari 2017
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3 Tujuan ............................................................................................. 1
BAB III. PEMBAHASAN............................................................................. 2
2.1. Pengertian
Prinsip Pembelajaran ..................................................... 2
2.2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran .......................................................... 2
2.3. Prinsip Pembelajaran Kompetensi................................................... 5
2.4. Pengertian Asas Pembelajaran ........................................................ 6
2.5. Macam-macam Asas Pembelajaran.................................................. 7
2.2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran .......................................................... 2
2.3. Prinsip Pembelajaran Kompetensi................................................... 5
2.4. Pengertian Asas Pembelajaran ........................................................ 6
2.5. Macam-macam Asas Pembelajaran.................................................. 7
2.6. Arti
Penting Asas-asas Pembelajaran.............................................. 12
BAB III. PENUTUP ..................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 14
3.2 Saran ................................................................................................ 14
3.2 Saran ................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Belajar
adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.Belajar
bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami,
hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang
belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran
adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang
berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa.
Pembelajaran dapat disebut
berhasil bila dapat mengubah peserta didik dalam arti luas serta dapat
menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar sehingga pengalaman
yang diperoleh peserta didik selama ia terlibat dalam proses pembelajaran itu
dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Hal itu dapat dicapai manakala
kesiapan guru untuk dapat mengerti, memahami, dan menghayati berbagai hal yang
berhubungan dengan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya prinsip-prinsip
pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa itu prinsip pembelajaran?
2.
Apa itu asas pembelajaran?
1.3. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa saja prinsip pembelajaran.
2.
Untuk mengetahui apa itu asas pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Prinsip Pembelajaran
Kata
prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.[2] Prinsip merupakan sebuah kebenaran
atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak.
Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pokok berpikir,
berpijak atau bertindak.
Kata
pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh
pihak guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik. Jadi prinsip-prinsip pembelajaran adalah landasan
berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan
tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.
Banyak
teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu
dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip
belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat
kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan
upaya belajarnya maupun bagi guru dalam apaya meningkatkan mengajarnya.
2.2.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam
perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas
kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan
tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih
tindakan yang tepat[1]. Banyak tori dan prinsip-prinsip belajar
yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan
dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip
yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran.
Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau
penguatan, serta perbedaan indivual.
1.
Perhatian
dan Motivasi
Perhatian
mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar
pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi
belajar (Gage dan Berliner, 1984: 355). Disamping perhatian, motivasi mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang
menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan
dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).
Motivasi
mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap
sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan
demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi
dapat bersifat internal maupun eksternal.
2.
Keaktifan
Anak
mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya
sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa
dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif
mengalami sendiri.
3.
Keterlibatan
Langsung/Berpengalaman
Belajar
adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale
dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut
pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar
melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa
yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat
langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
4.
Pengulangan
Pada
teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan
bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan
pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya
respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
5.
Tantangan
Dalam
situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi
selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif
untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
6.
Balikan
atau Penguatan
Siswa
belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai
yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik
dapat merupakan operant
conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang
mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik
kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat.
Inilah yang disebut penguatan negatif.
7.
Perbedaan
Indiviual
Siswa
yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama
persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan
individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
2.3.
Prinsip Pembelajaran Kompetensi
Efektivitas
belajar berkaitan dengan suasa belajar yang menyenangkan seperti ciptakan
kondisi terbaik untuk belajar, bentuk presentasi yang melibatkan seluruh indra,
berfikir kreatif dan kritis untuk membantu proses internalisasi dan beri
rangsangan dalam mengakses materi pelajaran (gordon and vos, 2000). Ada
beberapa prisnsip penting dalam pembelajaran kompetensi, antara lain:
1. Proses
pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau
mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan pengaturan lingkungan dimaksudkan
untuk menyediakan pengalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan
fakta-fakta. . Struktur kognitif akan tumbuh dan berkembang manakala siswa
memilki pengalaman belajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran kompetensi
menuntut aktivitas siswa secara penu untuk mencari dan menemukan sendiri.
2. Berhubungan
dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajar, ada tipe pengetahuan fisis,
sosial dan logika (Bruce weil, 1980). Pengetahuan fisis adalah
pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti
bentuk, besar, kecil, serta begaimana objek itu berinteraksi satu dengan yang
lainnya. Pengetahuan fisis diperoleh melalui pengalaman indera secara langsung.
Misalkan anak memegang logam yang bersifat keras dan memegang kain sutra yang
bersifat halus. Pengetahuan sosial berhubungan dengan perilaku individu dalam
mempengaruhi interaksi sosial, contohnya pengetahuan tentang aturan, hukum,
moral, nilai, bahasa dan lain sebagainya .
3. Pembelajaran
dalam konteks kompetensi harus melibatkan peran lingkungan sosial. Anak akan
lebih baik mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari temannya sendiri.
Melalui pergaulan dan hubungan sosial anak akan belajar lebih baik dibandingkan
dengan belajar yang menjauhkan dari hubungan sosial. Oleh karena itu, melalui
hubungan sosial itulah anak berinteraksi dan berkomunikasi, berbagi pengalaman
memungkinkan mereka terus berkembang secara wajar.
4. Pembelajaran
melalui KBK diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan
dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi akademik,
kompetensi okupasional, kompetensi kultural, dan kompetensi temporal. Itu
sebabnya makna pembelajaran KBK bukan hanya mendorong anak agar
mampu menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana agar anak itu
memiliki sejumlah kompetensi untuk mampu menghadapi rintangan yang muncul
sesuai dengan perubahan pola kehidupan masyarakat (Sanjaya, 2005).
2.4.
Pengertian Asas Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum
dasar; suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar. Sedangkan prinsip
adalah asas atau dasar yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan
sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip sebenarnya
adalah sama, karena menjadi pokok dasar baik bertindak maupun berpikir.
Pembelajaran (instruction) adalah suat usaha untuk membuat peserta didik
belajar atau suat kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.
Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
manipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta
didik. Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah
usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara
positif dalam kondisi tertentu. Dengan demikian inti dari pembelajaran adalah
segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada
peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan
kegiatan belajar pada para peserta didiknya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang
melibatkan proses mental dan fisik melalui kontraksi para peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka
mencapai kompetisi dasar.
Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara
aktif mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi
bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan
memberikan rasa aman bagi peserta didik. Jadi, asas-asas pembelajaran adalah
prinsip-prinsip umum yang harus dikuasai oleh guru dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar atau dengan kata lain asas-asas pembelajaran adalah suatu yang
dijadikan dasar berpikir dan bertindak untuk menciptakan proses belajar.
2.5. Macam-macam Asas Pembelajaran
1.
Asas Motivasi
Kata motivasi berasal dari kata “motif”, yang
berarti alasan melakukan sesuatu, sebuah kekuatan yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan suatu kegiatan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 1996:593) motivasi didefinisikan
sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk
melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sondang P. Siagian (2004:138).
Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seorang murid bergerak untuk
melakukan sesuatu keinginan mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat
kepuasan dengan perbuatannya. pendidik harus berusaha membangkitkan motivasi
anak didiknya sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat pada bahan
pelajaran yang sedang disajikan. Hal ini berfungsi untuk mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan atau aktifitas agar tetap semangat.
2.
Asas Aktivitas
Prinsip dasar pembelajaran dimana
guru memberikan kesempatan seluas luasnya kepada siswa untuk belajar. Fungsinya
untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan modern
sekarang ini lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar
sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan
keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan
dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada
pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Sriyono Aktivitas adalah
segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani”. Aktivitas
siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya
keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku
yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud
adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan
pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa
bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang
diberikan. Menurut Oemar Hamalik (2001 :21) penggunaan asas aktivitas besar
nilainya bagi pembelajaran kepada siswa karena:
a.
siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung menglaminya
b.
berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral
c.
memupuk kerjasama yang harmonis antara siswa
d.
para siswa bekerja menurut minat
dan kemampuan sendiri
e.
memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis
f.
mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat dan guru dengan orang tua
g.
pelajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret, sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas
h.
pembelajaran di sekolah menjadi sebagaimana aktivitas dalam
kehidupan masyarakat.
3. Asas
Individualitas
Secara sosiologis, peserta
didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Adanya kesamaan yang dimiliki anak inilah
yang melahirkan kensekuensi kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Tapi
memperhatikan perbedaan-perbedaan
individu, baik pembawaan dan lingkungan yang meliputi seluruh pribadi anak
didik, seperti perbedaan jasmani, watak, intelegensi, bakat serta lingkungan
yang mempengaruhinya. Aplikasi asas ini adalah guru dapat mempelajari pribadi
setiap anak, terutama tentang kepandaian, kelebihan, serta kekurangan dan
memberi tugas sebatas dengan kemampuannya. Perlu diketahui. Seorang
tenaga pendidik harus bisa membedakan individau baik fisik, mental, maupun
status sosial. Fungsinya agar terjadi proses KBM yang efektif, lancar serta
inovatif.
4. Asas
peragaan
Asas
peragaan berpengaruh dalam mengelolah proses pembelajaran yang bekualitas.
menciptakanpembelajaran bermakna di sekolah, guru perlu
melakukan peragaan. Dalam asas ini, guru memberikan variasi dalam
cara-cara mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik
dalam bentuk aslinya maupun tiruan (model-model), sehingga anak didik dapat
mengamati dengan jelas dan pembelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Dimana guru harus memperagakan tugas – tugas gerak yang akan di
ajarkan. Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan siswa.
5. Asas Ulangan
Asas
yang merupakan usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan belajar
anak didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, serta sikap setelah mengikuti
pelajaran sebelumnya, mengingat penguasaan pengetahuan mudah terlupakan oleh
anak didik jika dialami sekali atau diingat setengah-setengah. Oleh karena itu,
pengetahuan yang sering diulang-ulang akan menjadi pengetahuan yang tetap
berkesan dalam ingatan dan dapat difungsikan dengan baik Pada kegiatan
pembelajaran sangat diperlukan proses pengulangan karena semakin sulit materi
maka harus sering melakukan pengulangan agar murid dapat memahami pelajaran
yang telah diberikan. Fungsinya pada asas ini agar proses belajar gerak jadi
lebih mudah dan cepat bisa.
6. Asas
Apersepsi
Guru
menghubungkan antara materi yang akan di pelajari dengan materi yang sudah di
pelajari (pengalaman materi sebelumnya). Mengalami dalam proses belajar berarti
menghayati suatu situasi aktual yang sekaligus menimbulkan respons-respon
tertentu dari pihak anak didik sehingga memperoleh perubahan pola tingkah laku
(pematangan dan kedewasaan), perubahan dalam perbendaharaan konsep-konsep
(pengertian) dan kekayaan akan informasi. Asas apersepsi bertujuan
menghubungkan bahan pelajaran yang akan diberikan dengan apa yang telah dikenal
oleh anak didik. Menurut Hebart antara tanggapan baru dan lama terjadi asosiasi
menurut hukum-hukum asosiasi. Pada bahan apersepsi diperlukan untuk
mentafsirkan tanggapan-tanggapan baru, nah itulah sebabnya peserta didik harus
memiliki sejumlah pengetahuandasar sebelum proses pembelajaran dimulai.
Apersepsi membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu. dari pedoman itu
Hebart mengajurkan dalam dunia pendidikan seperti berikut :
·
Kejelasan : sesuatu diperlihatkan untuk memperdalam
pengertian
·
Asosiasi : peserta didik di beri kesempatan untuk
menghubungkan pengertian baru dengan
pengalaman-pengalaman lama.
·
Sistem : disini bahan baru itu ditempatkan dalam
hubunganya dengan hal-hal lain.
·
Metode
: peserta didik mendapat tugas untuk dikerjakan. Pengajar memperbaiki dan
memberi petunjuk dimana perlu.
7. Asas
Korelasi
Pada asas ini peristiwa belajar
mengajar adalah menyeluruh, mencakup berbagi dimensi yang kompleks. Guru
hendaknya memandang anak didik sebagai sejumlah daya-daya yang dinamis yang
senantiasa ada dalam keadaan berinteraksi dengan dunia sekitar untuk mencapai
tujuan. Hal ini yang menyebabkan anak didik dalam menerima pelajaran bersifat selektif kemudian
bereaksi mengelolanya. Itulah sebabnya dalam setiap pembelajaran, guru harus
menghubungkan suatu bahan dengan bahan pelajaran lainnya, sehingga membentuk
mata rantai yang erat. Asas korelasi akan menimbulkan asosiasi dan apersepsi
dalam kesadaraan dan sekaligus membangkitkan motivasi anak didik terhadap mata
pelajaran.
8. Asas
Sosialisasi
Merupakan asas yang memmperhatikan
penciptaan suasana sosial yang dapat membangkitkan semangat kerjasama antara
anak didik dengan guru atau sesama anak didik dan masyarakat sekitarnya. Dalam
menerima pelajaran agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, guru dapat
memfungsikan sumber-sumser fasilitas dari masyarakat untuk kepentingan
pembelajaran dengan cara membawa anak didik untuk karyawisata, survey,
pengabdian kepada masyarakat, dan perkemahan (school camping).
9.
Asas evaluasi
Pada asas evaluasi ini bertujuan
untuk melihat proses seberapa besar tingkat kemajuan belajar siswa setelah
proses bejar mengajar di lakukan. asas evaluasi; memperhatikan hasil dari
penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki anak didik sebagai feed-back bagi
guru dalam memperbaiki cara mengajar. Asas evaluasi tidak hanya diperuntukan
bagi anak didik, tetapi juga bagi guru yaitu sejauhmana keberhasilannya dalam
melaksanakan tugasnya. Kesebelas, asas kebebasan; yaitu asas yang
memperhatikan kekuasaan, keinginan dan tindakan bagi anak didik dengan dibatasi
oleh kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif. Asas ini mengandung tiga
aspek yaitu self-directednees, self-discipline dan self-
control.
2.6.
Arti Penting Asas-asas Pembelajaran
Sebelum membahas peranan atau arti penting asas pembelajaran, akan
disinggung sedikit tentang didaktik dan metodik. Didaktik dapat dipahami dengan
suatu ilmu yang membicarakan prinsip-prinsip dalam penyampaian pelajaran.
Didaktik adalah sebagian dari pedagogik atau ilmu mengajar.
Didaktik dapat dibagi
menjadi dua yaitu didaktik umum (prinsip-prinsip umum yang berkenaan dengan
penyajian bahan pelajaran) dan didaktik khusus (membicarakan tentang cara
mengajarkan tentang suatu mata pelajaran tertentu). Didaktik khusus juga
disebut dengan Metodik atau disebut dengan metodologi Pengajaran dan terbagi
dalam dua bagian, metodik umum dan khusus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas
atau prinsip pembelajaran adalah bagian dari metodologi pembelajaran.
Adapun peranan atau arti penting
asas atau metodologi pembelajaran agama bagi calon guru atau pendidik agama
adalah:
1.
Membahas tentang berbagai
prinsip, teknik-teknik, pendekatan yang digunakan. Dengan mempelajarinya
seorang guru dapat memilih metode manakah yang layak dipakai. Sehingga tujuan
pengajaran dapat tercapai.
2.
Terlalu luasnya materi
agama dan sedikitnya waktu yang tersedia untuk menyampaikan bahan, dalam hal
ini bagaimana seorang guru berusaha mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan
agama. Di sinilah fungsi metodologi pengajaran agama, jika seorang guru
mempelajarinya dengan baik dapat memahami desain dan rancangan yang sesuai
dengan pengajaran.
3.
Sifat pengajaran agama
lebih banyak menekankan pada segi tujuan afektif (sikap) dibanding tujuan
kognitif, menjadikan guru agama lebih bersifat mendidik dari pada mengajar.
Metodologi pengajaran agama turut memberikan distribusi pengetahuan terhadap
calon guru yang diharapkan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kata prinsip
berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang menjadi pokok
dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.[11] Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau
kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi
prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pokok berpikir,
berpijak atau bertindak.
Dari
pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa asas-asas dalam proses pembelajran
sangat berperan untuk menentukan tujuan, sasaran dan hasil yang akan dicapai
oleh guru dan peserta didik. Asas ini bertujuan sebagai indikator atau sebagai
sebuah tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga pendidik dalam menyajikan
bahan pelajaran.
3.2.
Saran
Penulis berharap kita sebagai seorang
calon pendidik dapat menerapkan prinsip dan asas pokok pendidikan yang berlaku
di Indonesia.
Daftar Pustaka
Alex, K. 2015. Makalah Prinsip-Prinsip Pembelajaran . [Online]. Tersedia: http://kurniawaalex.blogspot.co.id/2015/05/makalah-prinsip-prinsip- pembelajaran.html. [18 Februari 2017]
Ayu, F. 2015. Makalah Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas
Pembelajaran. [Online]. Tersedia:http://perlindayunitaayu.blogspot.co.id/2015/02/pendidikan-dan- pembelajaran.html [18
Februari 2017]
Wansyah, R. 2014. Makalah Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://riyowansyah.blogspot.co.id/2014/11/makalah- prinsip-prinsip-dan-asas-asas.html. [18
Februari 2017]
Sekian
Harrah's Philadelphia Casino & Racetrack - JamBase
BalasHapus› casinos › harrahs-philly › 정읍 출장샵 casinos › harrahs-philly Harrah's Philadelphia Casino 창원 출장안마 & Racetrack. 777 안동 출장마사지 Harrah's Boulevard Chester, 전주 출장마사지 PA 18702. Get Directions 공주 출장마사지 · From Harrah's Philadelphia Casino. From West Chester