Jumat, 02 Maret 2018

Cerpen Kaili Sulawesi Tengah



RANDA NTOVEA

Randa Ntovea dan Bangga Bula
Pada suatu hari, lahirlah seorang  anak gadis raja, yang diberi nama Dei (anak Kesayangan) Gadis Kesayangan Raja tersebut, hari demi hari tumbuh dewasa menjadi seorang gadis yang cantik. Gadis itu hidup di dalam kerajaan yang penuh dengan adat – istiadat.

Dan pada suatu ketika, anak kesayangan raja tersebut menghilang, tanpa diketahui oleh sang raja. Setelah dicari berhari – hari anak itu tidak ditemukan. Sang raja pun, gelisah dan bersedih. Memikirkan sang gadis agar cepat kembali, ke kerajaan.

Tiba – tiba ada seseorang yang membawah berita kepada sang raja, bahwa anak raja tersebut, ada di suatu tempat yaitu di suatu kayangan. Dalam keadaan yang sakit parah. Maka raja tersebut bertanya dimana kayangan itu berada, dan setelah itu sang raja mengundang orang pintar untuk melihat keberadaan anaknya itu dan muka itu datanglah orang pintar. Maka, berkatalah orang pintar tersebut.
“Kayangan adalah alam nyata yang tak terlihat oleh mata kita manusia biasa kata orang pintar”.
Maka sang raja bertanya kepada sang agung atau orang tua adat tersebut.
“Lalu, bagaimana saya bias menemukan anak saya kembali!”
Kata sang raja.
Berkatah sang raja kaili.
“ Hai, ketua adat seandainya ketua bias menemukan anak saya, semua perintah ketua, saya akan melaksanakannya!”.
Dan pada saat itu ketua adat tersebut menunjukan keahliannya. Maka berkatalah ketua adat,
“Hai, sang raja saya sudah dapat mengetahui bagaimana cara menemukan anakmu”
“Lalu, apa yang harus aku perbuat ?” Tanya sang raja.
“Ada satu syarat yang harus raja selesaikan!”
“Apa yang harus aku selesaikan?”
“Raja, harus mengambil satu ekor kebau putih atau dalam bahasa kaili bangga bula.

Maka, pada saat itu raja kaili langsung menyiapkan orang dalam istana atau menyiapkam satu ekor kerbau putih untuk di jadikan adat. Setelah dibuat semua proses pembuatan dan pertolongan Allah Swt. Maka ditemukanlah anak raja tersebut. Namun, bagaimana cara untuk menyembuhkan anak gadis raja tersebut. Akhirnya ketua adat di Tanya oleh sang raja.
“bagaimana caranya untuk menyembuhkan anakku?”
Maka dibuatlah adat seorang kaili, semua persyaratan dihidupkan termaksud kerbau putih. Kerbau putih itu, akan dijadikan bahan pengobatan sang anak raja tersebut, maka dimulailah adat tersebut.

Dan setelah itu, dipanggillah sang anak dan raja kaili untuk bertemu dengan ketua adat. Dan sang gadis diarahkan ke suatu tempat duduk kemudian, muncullah kerbau putih (Bengga Bula).

Dan setelah itu, kerbau putih langsung menjilat tubuh sang anak raja tersebut setelah, kerbau putih tadi menjilat tubuh sang anak raja, kerbau itu langsung di sembeli untuk dilaksanakan adat dan do’a bersama atas menyambut kesembuhan sang anak raja.

Setelah, semua selesai berdoa dan menyelesaikan adat kaili. Kerbau yang tadi telah di sembelikan akan di masak. Dan setelah, selesai dimasak hasil masakan tadi akan di hidangkan ke ketua adat dan para tamu – tamu lainnya. Beberapa, hari kemudian berkat doa orang banyak, maka Allah SWT mengabulkan doa mereka, maka sebulah penyakit anak raja kaili tersebut. Mulai dari situ sang raja memanggil sang ketua adat kekerajaan. Sesampainya di kerajaan sang ketua adat di sambut gembira oleh sang raja ternyata sang ketua adat di beri hadiah dan ucapan terima kasih  atas kerja keras dan keahliannya hingga sang gadis sembuh dari penyakitnya.
Dan sang raja mendoakan agar sang ketua adat. Tetap dalam lindungan Allah SWT.

Saya anita mengucapkan terima kasih, lebih dan kurangny saya mohon maaf. Karna saya hanya manusia biasa. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Terima kasih.

1 komentar:

  1. Hai kak Anita, boleh bagi naskah lengkapnya untuk cerita Randa ntovea?

    BalasHapus