Senin, 20 Februari 2017

Makalah Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran

Konbawa Minna-san
Semoga Dapat Bermanfaat bagi teman - teman ^_^


MATA KULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
MAKALAH

PRINSIP BELAJAR DAN ASAS PEMBELAJARAN

Oleh:
Kelompok 2
Nama kelompok:

                        FADILA                                             (A 241 15 021)
                        YERISEN LAPONO                         (A 241 15 027)
                        NI WAYAN ALFARI                          (A 241 15 045)
                        DEBORA TRESIA PURBA             (A 241 15 091)

Dosen Pembimbing:
Dr. Yusuf Kendek, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017

Kata Pengantar

            Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan izin dan ridho-Nya makalah ini dapat kami rampungkan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah “ Belajar dan Pembelajaran”. Kami berharap makalah ini sedikit banyaknya memberikan manfaat khususnya bagi penyusun sendiri umumnya bagi semuanya.
            Adapun judul dari makalah ini yaitu ”Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran”. Pada kesempatan ini penulis sampaikan terimakasih kepada yang terhormat Dosen pengampuh matakuliah. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. 

           
                                                                                          Palu,     Februari 2017
                                  Kelompok 2






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2
   Rumusan Masalah ............................................................................ 1
1.3  Tujuan ............................................................................................. 1
BAB III. PEMBAHASAN............................................................................. 2
          2.1. Pengertian Prinsip Pembelajaran ..................................................... 2
          2.2.
Prinsip-Prinsip Pembelajaran .......................................................... 2
          2.3.
Prinsip Pembelajaran Kompetensi................................................... 5
          2.4.
Pengertian Asas Pembelajaran ........................................................ 6
          2.5.
Macam-macam Asas Pembelajaran.................................................. 7
          2.6. Arti Penting Asas-asas Pembelajaran.............................................. 12
BAB III. PENUTUP ..................................................................................... 10
          3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 14
          3.2 Saran ................................................................................................
14 
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena pengalaman.Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa.
Pembelajaran dapat disebut berhasil bila dapat mengubah peserta didik dalam arti luas serta dapat menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik untuk belajar sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia terlibat dalam proses pembelajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara langsung. Hal itu dapat dicapai manakala kesiapan guru untuk dapat mengerti, memahami, dan menghayati berbagai hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran, termasuk di dalamnya prinsip-prinsip pembelajaran.
1.2. Rumusan Masalah
1.      Apa itu prinsip pembelajaran?
2.      Apa itu asas pembelajaran?
1.3. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa saja prinsip pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui apa itu asas pembelajaran.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Prinsip Pembelajaran
Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.[2] Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pokok berpikir, berpijak atau bertindak.
Kata pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik. Jadi prinsip-prinsip pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan berpijak dengan harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan terarah.
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam apaya meningkatkan mengajarnya.

2.2. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip-prinsip belajar dapat mengungkap batas-batas kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan pembelajaran, pengetahuan tentang teori dan prinsip-prinsip belajar dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang tepat[1]. Banyak tori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.
1.      Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berliner, 1984: 355). Disamping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984: 372).
Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi dapat bersifat internal maupun eksternal.
2.      Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
3.      Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Belajar adalah mengalami, belajar tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa yang tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
4.      Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.
5.      Tantangan
Dalam situasi belajar siswa mengahadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
6.      Balikan atau Penguatan
Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut penguatan negatif.


7.      Perbedaan Indiviual
Siswa yang merupakan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.

2.3. Prinsip Pembelajaran Kompetensi
Efektivitas belajar berkaitan dengan suasa belajar yang menyenangkan seperti ciptakan kondisi terbaik untuk belajar, bentuk presentasi yang melibatkan seluruh indra, berfikir kreatif dan kritis untuk membantu proses internalisasi dan beri rangsangan dalam mengakses materi pelajaran (gordon and vos, 2000). Ada beberapa prisnsip penting dalam pembelajaran kompetensi, antara lain:
1.   Proses pembelajaran kompetensi membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif siswa. Tujuan pengaturan lingkungan dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. . Struktur kognitif akan tumbuh dan berkembang manakala siswa memilki pengalaman belajar. Oleh karena itu dalam pembelajaran kompetensi menuntut aktivitas siswa secara penu untuk mencari dan menemukan sendiri.
2.   Berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajar, ada tipe pengetahuan fisis, sosial dan logika (Bruce weil, 1980). Pengetahuan fisis  adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek atau kejadian seperti bentuk, besar, kecil, serta begaimana objek itu berinteraksi satu dengan yang lainnya. Pengetahuan fisis diperoleh melalui pengalaman indera secara langsung. Misalkan anak memegang logam yang bersifat keras dan memegang kain sutra yang bersifat halus. Pengetahuan sosial berhubungan dengan perilaku individu dalam mempengaruhi interaksi sosial, contohnya pengetahuan tentang aturan, hukum, moral, nilai, bahasa dan lain sebagainya .
3.  Pembelajaran dalam konteks kompetensi harus melibatkan peran lingkungan sosial. Anak akan lebih baik mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari temannya sendiri. Melalui pergaulan dan hubungan sosial anak akan belajar lebih baik dibandingkan dengan belajar yang menjauhkan dari hubungan sosial. Oleh karena itu, melalui hubungan sosial itulah anak berinteraksi dan berkomunikasi, berbagi pengalaman memungkinkan mereka terus berkembang secara wajar.
4.  Pembelajaran melalui KBK diarahkan agar siswa mampu mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah, melalui sejumlah kompetensi akademik, kompetensi okupasional, kompetensi kultural, dan kompetensi temporal. Itu sebabnya makna pembelajaran KBK  bukan hanya mendorong anak agar mampu menguasai sejumlah materi pelajaran, akan tetapi bagaimana agar anak itu memiliki sejumlah kompetensi untuk mampu menghadapi rintangan yang muncul sesuai dengan perubahan pola kehidupan masyarakat (Sanjaya, 2005).
2.4. Pengertian Asas Pembelajaran
            Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum dasar; suatu kebenaran yang menjadi pokok dasar.  Sedangkan  prinsip adalah asas atau dasar yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan sebagainya.  Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas dan prinsip sebenarnya adalah sama, karena menjadi pokok dasar baik bertindak maupun berpikir.
         Pembelajaran (instruction) adalah suat usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suat kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam manipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif dalam kondisi tertentu. Dengan demikian inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para peserta didiknya.
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
          Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui kontraksi para peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai kompetisi dasar.
          Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi peserta didik. Jadi, asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip umum yang harus dikuasai oleh guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain asas-asas pembelajaran adalah suatu yang dijadikan dasar berpikir dan bertindak untuk menciptakan proses belajar.
2.5. Macam-macam Asas Pembelajaran
1.      Asas Motivasi
             Kata motivasi berasal dari kata “motif”, yang berarti alasan melakukan sesuatu, sebuah kekuatan yang menyebabkan seseorang bergerak melakukan suatu kegiatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Depdikbud, 1996:593) motivasi didefinisikan sebagai dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sondang P. Siagian (2004:138). Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan usaha-usaha yang dapat menyebabkan seorang murid bergerak untuk melakukan sesuatu keinginan mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. pendidik harus berusaha membangkitkan motivasi anak didiknya sehingga seluruh perhatian mereka tertuju dan terpusat pada bahan pelajaran yang sedang disajikan. Hal ini berfungsi untuk mendorong siswa untuk melakukan kegiatan atau aktifitas agar tetap semangat.
2.      Asas Aktivitas
            Prinsip dasar pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan seluas luasnya kepada siswa untuk belajar. Fungsinya untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pendidikan modern sekarang ini lebih menitikberatkan pada aktivitas sejati, dimana siswa belajar sambil bekerja. Dengan bekerja, siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan serta perilaku lainnya, termasuk sikap dan nilai. Sehubungan dengan hal tersebut, sistem pembelajaran dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan asas keaktifan (aktivitas) dalam proses belajar mengajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Sriyono Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani”. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan – kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas – tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Menurut Oemar Hamalik (2001 :21) penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pembelajaran kepada siswa karena:
a.       siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung menglaminya
b.      berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara integral
c.       memupuk kerjasama yang harmonis antara siswa
d.       para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri
e.        memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi demokratis
f.       mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat dan guru dengan orang tua
g.      pelajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret, sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalitas
h.        pembelajaran di sekolah menjadi sebagaimana aktivitas dalam kehidupan masyarakat.

3.      Asas Individualitas
            Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan-kesamaan. Adanya kesamaan yang dimiliki anak inilah yang melahirkan kensekuensi kesamaan hak-hak yang mereka punyai. Tapi memperhatikan perbedaan-perbedaan individu, baik pembawaan dan lingkungan yang meliputi seluruh pribadi anak didik, seperti perbedaan jasmani, watak, intelegensi, bakat serta lingkungan yang mempengaruhinya. Aplikasi asas ini adalah guru dapat mempelajari pribadi setiap anak, terutama tentang kepandaian, kelebihan, serta kekurangan dan memberi tugas sebatas dengan kemampuannya.  Perlu diketahui. Seorang tenaga pendidik harus bisa membedakan individau baik fisik, mental, maupun status sosial. Fungsinya agar terjadi proses KBM yang efektif, lancar serta inovatif.

4.      Asas peragaan
            Asas peragaan berpengaruh dalam mengelolah proses pembelajaran yang bekualitas. menciptakanpembelajaran bermakna di sekolah, guru perlu melakukan peragaan. Dalam asas ini, guru memberikan variasi dalam cara-cara mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk aslinya maupun tiruan (model-model), sehingga anak didik dapat mengamati dengan jelas dan pembelajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan. Dimana guru harus memperagakan tugas – tugas gerak yang akan di ajarkan. Fungsinya agar terjadi kelancaran komunikasi antara guru dan siswa.


5.      Asas Ulangan
            Asas yang merupakan usaha untuk mengetahui taraf kemajuan atau keberhasilan belajar anak didik dalam aspek pengetahuan, keterampilan, serta sikap setelah mengikuti pelajaran sebelumnya, mengingat penguasaan pengetahuan mudah terlupakan oleh anak didik jika dialami sekali atau diingat setengah-setengah. Oleh karena itu, pengetahuan yang sering diulang-ulang akan menjadi pengetahuan yang tetap berkesan dalam ingatan dan dapat difungsikan dengan baik Pada kegiatan pembelajaran sangat diperlukan proses pengulangan karena semakin sulit materi maka harus sering melakukan pengulangan agar murid dapat memahami pelajaran yang telah diberikan. Fungsinya pada asas ini agar proses belajar gerak jadi lebih mudah dan cepat bisa.

6.      Asas Apersepsi
            Guru menghubungkan antara materi yang akan di pelajari dengan materi yang sudah di pelajari (pengalaman materi sebelumnya). Mengalami dalam proses belajar berarti menghayati suatu situasi aktual yang sekaligus menimbulkan respons-respon tertentu dari pihak anak didik sehingga memperoleh perubahan pola tingkah laku (pematangan dan kedewasaan), perubahan dalam perbendaharaan konsep-konsep (pengertian) dan kekayaan akan informasi. Asas apersepsi bertujuan menghubungkan bahan pelajaran yang akan diberikan dengan apa yang telah dikenal oleh anak didik. Menurut Hebart antara tanggapan baru dan lama terjadi asosiasi menurut hukum-hukum asosiasi. Pada bahan apersepsi diperlukan untuk mentafsirkan tanggapan-tanggapan baru, nah itulah sebabnya peserta didik harus memiliki sejumlah pengetahuandasar  sebelum proses pembelajaran dimulai. Apersepsi membangkitkan minat dan perhatian untuk sesuatu. dari pedoman itu Hebart mengajurkan dalam dunia pendidikan seperti berikut :
·         Kejelasan         :   sesuatu diperlihatkan untuk memperdalam pengertian
·         Asosiasi           :   peserta didik di beri kesempatan untuk menghubungkan                               pengertian baru dengan pengalaman-pengalaman lama.
·         Sistem             :  disini bahan baru itu ditempatkan dalam hubunganya                                   dengan hal-hal lain.
·         Metode            : peserta didik mendapat tugas untuk dikerjakan. Pengajar memperbaiki dan memberi petunjuk dimana perlu.

7.      Asas Korelasi
              Pada asas ini peristiwa belajar mengajar adalah menyeluruh, mencakup berbagi dimensi yang kompleks. Guru hendaknya memandang anak didik sebagai sejumlah daya-daya yang dinamis yang senantiasa ada dalam keadaan berinteraksi dengan dunia sekitar untuk mencapai tujuan. Hal ini yang menyebabkan anak didik dalam menerima pelajaran bersifat selektif kemudian bereaksi mengelolanya. Itulah sebabnya dalam setiap pembelajaran, guru harus menghubungkan suatu bahan dengan bahan pelajaran lainnya, sehingga membentuk mata rantai yang erat. Asas korelasi akan menimbulkan asosiasi dan apersepsi dalam kesadaraan dan sekaligus membangkitkan motivasi anak didik terhadap mata pelajaran. 

8.      Asas Sosialisasi
              Merupakan asas yang memmperhatikan penciptaan suasana sosial yang dapat membangkitkan semangat kerjasama antara anak didik dengan guru atau sesama anak didik dan masyarakat sekitarnya. Dalam menerima pelajaran agar lebih berdaya guna dan berhasil guna, guru dapat memfungsikan sumber-sumser fasilitas dari masyarakat untuk kepentingan pembelajaran dengan cara membawa anak didik untuk karyawisata, survey, pengabdian kepada masyarakat, dan perkemahan (school camping).

9.      Asas evaluasi
              Pada asas evaluasi ini bertujuan untuk melihat proses seberapa besar tingkat kemajuan belajar siswa setelah proses bejar mengajar di lakukan. asas evaluasi; memperhatikan hasil dari penilaian terhadap kemampuan yang dimiliki anak didik sebagai feed-back bagi guru dalam memperbaiki cara mengajar. Asas evaluasi tidak hanya diperuntukan bagi anak didik, tetapi juga bagi guru yaitu sejauhmana keberhasilannya dalam melaksanakan tugasnya. Kesebelas, asas kebebasan; yaitu asas yang memperhatikan kekuasaan, keinginan dan tindakan bagi anak didik dengan dibatasi oleh kebebasan yang mengacu pada hal-hal yang positif. Asas ini mengandung tiga aspek yaitu self-directednees, self-discipline dan self- control.

2.6. Arti Penting Asas-asas Pembelajaran
         Sebelum membahas peranan atau arti penting asas pembelajaran, akan disinggung sedikit tentang didaktik dan metodik. Didaktik dapat dipahami dengan suatu ilmu yang membicarakan prinsip-prinsip dalam penyampaian pelajaran. Didaktik adalah sebagian dari pedagogik atau ilmu mengajar.
Didaktik dapat dibagi menjadi dua yaitu didaktik umum (prinsip-prinsip umum yang berkenaan dengan penyajian bahan pelajaran) dan didaktik khusus (membicarakan tentang cara mengajarkan tentang suatu mata pelajaran tertentu). Didaktik khusus juga disebut dengan Metodik atau disebut dengan metodologi Pengajaran dan terbagi dalam dua bagian, metodik umum dan khusus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa asas atau prinsip pembelajaran adalah bagian dari metodologi pembelajaran.
Adapun peranan atau arti penting asas atau metodologi pembelajaran agama bagi calon guru atau pendidik agama adalah:
1.      Membahas tentang berbagai prinsip, teknik-teknik, pendekatan yang digunakan. Dengan mempelajarinya seorang guru dapat memilih metode manakah yang layak dipakai. Sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
2.      Terlalu luasnya materi agama dan sedikitnya waktu yang tersedia untuk menyampaikan bahan, dalam hal ini bagaimana seorang guru berusaha mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan agama. Di sinilah fungsi metodologi pengajaran agama, jika seorang guru mempelajarinya dengan baik dapat memahami desain dan rancangan yang sesuai dengan pengajaran.
3.      Sifat pengajaran agama lebih banyak menekankan pada segi tujuan afektif (sikap) dibanding tujuan kognitif, menjadikan guru agama lebih bersifat mendidik dari pada mengajar. Metodologi pengajaran agama turut memberikan distribusi pengetahuan terhadap calon guru yang diharapkan.



BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.[11] Prinsip merupakan sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pokok berpikir, berpijak atau bertindak.
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa asas-asas dalam proses pembelajran sangat berperan untuk menentukan tujuan, sasaran dan hasil yang akan dicapai oleh guru dan peserta didik. Asas ini bertujuan sebagai indikator atau sebagai sebuah tindakan yang harus dilakukan oleh tenaga pendidik dalam menyajikan bahan pelajaran.
3.2. Saran
            Penulis berharap kita sebagai seorang calon pendidik dapat menerapkan prinsip dan asas pokok pendidikan yang berlaku di Indonesia.


Daftar Pustaka

Alex, K. 2015. Makalah Prinsip-Prinsip Pembelajaran . [Online]. Tersedia:             http://kurniawaalex.blogspot.co.id/2015/05/makalah-prinsip-prinsip-            pembelajaran.html. [18  Februari 2017]

 

Ayu, F. 2015. Makalah Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran. [Online].             Tersedia:http://perlindayunitaayu.blogspot.co.id/2015/02/pendidikan-dan-  pembelajaran.html [18  Februari 2017]

Wansyah, R. 2014. Makalah Prinsip-Prinsip dan Asas-Asas Pembelajaran.             [Online]. Tersedia: http://riyowansyah.blogspot.co.id/2014/11/makalah- prinsip-prinsip-dan-asas-asas.html. [18  Februari 2017]

 

 Sekian

1 komentar:

  1. Harrah's Philadelphia Casino & Racetrack - JamBase
    › casinos › harrahs-philly › 정읍 출장샵 casinos › harrahs-philly Harrah's Philadelphia Casino 창원 출장안마 & Racetrack. 777 안동 출장마사지 Harrah's Boulevard Chester, 전주 출장마사지 PA 18702. Get Directions 공주 출장마사지 · From Harrah's Philadelphia Casino. From West Chester

    BalasHapus