RANDA NTOVEA
Randa
Ntovea dan Bangga Bula
Pada
suatu hari, lahirlah seorang anak gadis
raja, yang diberi nama Dei (anak Kesayangan) Gadis Kesayangan Raja tersebut,
hari demi hari tumbuh dewasa menjadi seorang gadis yang cantik. Gadis itu hidup
di dalam kerajaan yang penuh dengan adat – istiadat.
Dan
pada suatu ketika, anak kesayangan raja tersebut menghilang, tanpa diketahui
oleh sang raja. Setelah dicari berhari – hari anak itu tidak ditemukan. Sang
raja pun, gelisah dan bersedih. Memikirkan sang gadis agar cepat kembali, ke
kerajaan.
Tiba
– tiba ada seseorang yang membawah berita kepada sang raja, bahwa anak raja
tersebut, ada di suatu tempat yaitu di suatu kayangan. Dalam keadaan yang sakit
parah. Maka raja tersebut bertanya dimana kayangan itu berada, dan setelah itu
sang raja mengundang orang pintar untuk melihat keberadaan anaknya itu dan muka
itu datanglah orang pintar. Maka, berkatalah orang pintar tersebut.
“Kayangan
adalah alam nyata yang tak terlihat oleh mata kita manusia biasa kata orang pintar”.
Maka
sang raja bertanya kepada sang agung atau orang tua adat tersebut.
“Lalu,
bagaimana saya bias menemukan anak saya kembali!”
Kata
sang raja.
Berkatah
sang raja kaili.
“
Hai, ketua adat seandainya ketua bias menemukan anak saya, semua perintah ketua,
saya akan melaksanakannya!”.
Dan
pada saat itu ketua adat tersebut menunjukan keahliannya. Maka berkatalah ketua
adat,
“Hai,
sang raja saya sudah dapat mengetahui bagaimana cara menemukan anakmu”
“Lalu,
apa yang harus aku perbuat ?” Tanya sang raja.
“Ada
satu syarat yang harus raja selesaikan!”
“Apa
yang harus aku selesaikan?”
“Raja,
harus mengambil satu ekor kebau putih atau dalam bahasa kaili bangga bula.
Maka,
pada saat itu raja kaili langsung menyiapkan orang dalam istana atau menyiapkam
satu ekor kerbau putih untuk di jadikan adat. Setelah dibuat semua proses
pembuatan dan pertolongan Allah Swt. Maka ditemukanlah anak raja tersebut.
Namun, bagaimana cara untuk menyembuhkan anak gadis raja tersebut. Akhirnya
ketua adat di Tanya oleh sang raja.
“bagaimana
caranya untuk menyembuhkan anakku?”
Maka
dibuatlah adat seorang kaili, semua persyaratan dihidupkan termaksud kerbau
putih. Kerbau putih itu, akan dijadikan bahan pengobatan sang anak raja
tersebut, maka dimulailah adat tersebut.
Dan
setelah itu, dipanggillah sang anak dan raja kaili untuk bertemu dengan ketua
adat. Dan sang gadis diarahkan ke suatu tempat duduk kemudian, muncullah kerbau
putih (Bengga Bula).
Dan
setelah itu, kerbau putih langsung menjilat tubuh sang anak raja tersebut
setelah, kerbau putih tadi menjilat tubuh sang anak raja, kerbau itu langsung
di sembeli untuk dilaksanakan adat dan do’a bersama atas menyambut kesembuhan
sang anak raja.
Setelah,
semua selesai berdoa dan menyelesaikan adat kaili. Kerbau yang tadi telah di
sembelikan akan di masak. Dan setelah, selesai dimasak hasil masakan tadi akan
di hidangkan ke ketua adat dan para tamu – tamu lainnya. Beberapa, hari
kemudian berkat doa orang banyak, maka Allah SWT mengabulkan doa mereka, maka
sebulah penyakit anak raja kaili tersebut. Mulai dari situ sang raja memanggil
sang ketua adat kekerajaan. Sesampainya di kerajaan sang ketua adat di sambut
gembira oleh sang raja ternyata sang ketua adat di beri hadiah dan ucapan
terima kasih atas kerja keras dan
keahliannya hingga sang gadis sembuh dari penyakitnya.
Dan
sang raja mendoakan agar sang ketua adat. Tetap dalam lindungan Allah SWT.
Saya
anita mengucapkan terima kasih, lebih dan kurangny saya mohon maaf. Karna saya
hanya manusia biasa. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Terima kasih.
Hai kak Anita, boleh bagi naskah lengkapnya untuk cerita Randa ntovea?
BalasHapus