Minggu, 22 Oktober 2017

Jembatan AC

BAB I

PENDAHULUAN


A. Latar Belakang







Arus bolak –balik  adalah arus listrik  dimana
besarnya
dan arahnya  arus
berubah – ubah
secara bolak – balik . Berbeda dengan arus searah
dimana
arah arus yang mengalir   tidak berubah – ubah
dengan waktu . bentuk nya
seperti
sinusoidal
. karena ini hanya memungkinkan  pengaliran energi  yang
paling efesien . Namun dalam aplikasi – aplikasi
spesifik
yang lain ,
bentuk
dari  gelombangnya  pun  dapat  digunakan
,  misalnya
bentuk  gelombang
segitiga atau bentuk segi empat .





Secara umum
listrik bolak – balik
berarti penyaluran
listrik dari
sumber
yang
kerumah –rumah penduduk  . Namun
ada  pula contoh lain
seperti
sinyal-sinyal radio
atau audio  yang
disalurkan
melalui
kabel , yang juga

merupakan listrik arus bolak – balik .

Rangkaian jembatan AC pada umumnya banyak digunakan dalam aplikasi pengukuran nilai suatu komponen. rangkaian jembatan dikatakan seimbang apabila arus yang mengalir pada cabang yang menghubungkan dua lengan dari jembatan tersebut sama dengan nol ampere.


B. Rumusan Masalah

Apa pengaruh frekuensi terhadap jembatan AC?



Adapun tujuan yang hendak kami peroleh pada pembuatan makalah ini, yaitu Untuk mengetahui pengaruh frekuensi terhadap jembatan AC



BAB II

PEMBAHASAN



Pengaruh Frekuensi terhadap Jembatan AC

Sulit ditemui komponenya R, L, dan C yang murni, setiap komponen terdiri dari gabungan ketiganya. Oleh karena itu perlu diketahui tentang pengaruh frekuensi terhadap komponen – komponen jembatan arus bolak – balik karena mungkin saja hasil yang diperoleh tidak sama dengan secara praktis pada jembatan DC hal ini tidak tampak karena frekuensinya nol.

1.            Resistor

Rangkaian penganti resistansi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 : Skema Rangkaian Penganti Resistansi


Beban resistif (R) yaitu beban yang terdiri dari komponen tahanan ohm saja (resistance), seperti elemen pemanas (heating element) dan lampu pijar. Beban jenis ini hanya mengkonsumsi beban aktif saja dan mempunyai factor daya sama dengan satu. Tegangan dan arus sefasa. Persamaan daya sebagai berikut :P = VI

Dengan :


P = daya aktif yang diserap beban (watt)

V = tegangan yang mencatu beban (volt)

I = arus yang mengalir pada beban (A)

Gambar 2 Rangkaian Resistif Gelombang AC

Gambar 3 Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Resistif


Frekuensi tidak berpengaruh terhadap beban resistif, karena biasanya beban resistif murni memiliki nilai cos pi 00atau samadengan 1

2.            Induktor

Beban induktif (L) yaitu beban yang terdiri dari kumparan kawat yang dililitkan pada suatu inti, seperti coil, transformator, dan solenoida. Beban ini dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus sehingga bersifat lagging. Hal ini disebabkan oleh energi yang tersimpan berupa medan magnetisakan mengakibatkan fasa arus bergeser menjadi tertinggal terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan daya reaktif. Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :
P = VI cos φ


Dengan :


P = daya aktif yang diserap beban (watt)


V = tegangan yang mencatu beban (volt)


I = arus yang mengalir pada beban (A)

φ = sudut antara arus dan tegangan

Gambar 3 Rangkaian Induktif Gelombang AC
Gambar 4 Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Induktif


Untuk menghitung besarnya rektansi induktif (XL), dapat digunakan rumus :
Dengan :


XL = reaktansi induktif
  
F  = frekuensi (Hz)

L   = induktansi (Henry)

3.            Kapasitor

Rangkaian ekivalen dari kapasitor

Beban kapasitif (C) yaitu beban yang memiliki kemampuan kapasitansi atau kemampuan untuk menyimpan energi yang berasal dari pengisian elektrik (electrical discharge) pada suatu sirkuit. Komponen ini dapat menyebabkan arus leading terhadap tegangan. Beban jenis ini menyerap daya aktif dan mengeluarkan daya reaktif . Persamaan daya aktif untuk beban induktif adalah sebagai berikut :

P = VI cos φ


Dengan :


P = daya aktif yang diserap beban (watt)

V= tegangan yang mencatu beban (volt)

I = varus yang mengalirpadabeban (A)

φ = sudut antara arus dan tegangan

Gambar 5 Rangkaian Kapasitif Gelombang AC
Gambar 6 Grafik Arus dan Tegangan Pada Beban Kapasitif


Untuk menghitung besarnya rektansi kapasitif (XC), dapat digunakan rumus :


Dengan :



XL = reaktansi kapasitif


f = frekuensi


C  = kapasitansi (Farad)


Pengaruh Frekuensi terhadap beban kapasitif adalah semakin besar frekuensi yang diberikan pada beban kapasitif maka, reaktansi pada beban kapasitif akan semakin kecil.

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

·       Rangkaian jembatan AC pada umumnya banyak digunakan dalam aplikasi pengukuran nilai suatu komponen. Rangkaian jembatan dikatakan seimbang apabila arus yang mengalir pada cabang yang menghubungkan dua lengan dari jembatan tersebut sama dengan nol ampere.

Frekuensi  tidak  berpengaruh  terhadap  beban  resistif,  karena  biasanya

beban resistif murni memiliki nilai cos pi 00atau sama dengan 1. Pengaruh Frekuensi terhadap beban induktif adalah semakin besar nilai frekuensi yang diberikan pada beban induktif maka, nilai reaktansi pada beban induktif akan semakin besar. Pengaruh Frekuensi terhadap beban kapasitif adalah semakin besar frekuensi yang diberikan pada beban kapasitif maka, reaktansi pada beban kapasitif akan semakin kecil.


B.    Saran

Memahami dan mengerti tentang jembatan ac dalam penggunaan alat ukur dan aplikasinya .


DAFTAR PUSTAKA


Kanginan, Marthein . ( 2006).       Fisika. Erlangga. Jakarta


Sandi,Nur.(2015).Jembatan AC.[Online].Tersedia:http://nursandi129.blogspot. co.id/2015_03_01_archive.html.[09 Maret 2017]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar