Konbawa MinnaSan !!
Welcome my blog ^_^
I hope that this material can be useful properly
MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
TUGAS
PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI, PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN
BERKELUARGA
DISUSUN
OLEH :
DEBORA TRESIA PURBA (A 241 15 091)
FITRI HANDAYANI (A 241 15 009)
LISTA M. BUSULA (A 241 15 006)
I GEDE SUMERTADANA (A 241 15 066)
NURINAYAH (A 241 15 054)
PUPUT AMANDA WIZAHFITRI (A 241 15
103)
SEPTIAWAN CAHYONO (A 241 14 121)
SRI OKTAVIANI (A 241 1 )
PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
TUGAS PERKEMBANGAN KEHIDUPAN PRIBADI,
PENDIDIKAN DAN KARIER, DAN KEHIDUPAN BERKELUARGA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perkembangan
kehidupan merupakan tahap yang berkesinambungan seiring berjalannya waktu dalam
setiap diri individu. Diawali dari masa kanak-kanak, remaja, dewasa hingga usia
lanjut. Dalam perkembangannya setiap individu dipengaruhi oleh banyak faktor
berupa faktor internal yang berasal dari dalam dirinya sendiri dan faktor
eksternal yang berasal dari luar dirinya seperti lingkungan sosialnya. Oleh
karena itu, maka manusia pada hakikatnya memiliki dua peran yaitu sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai mahkluk individu manusia dikaitkan
dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya sendiri dan sebagi makhluk sosial manusia
membutuhklan manusia lain atau lingkungan sosial untuk kelangsungan hidupnya.
Terkait dengan hal di atas maka
perkembangan kehidupan pribadi seorang individu perlu dipahami. Perkembangan
kehidupan pribadi merupakan perkembangan yang terjadi dalam diri individu dalam
kaitannya dengan pemenuhan kehidupannya sebagai pribadi yang utuh yang
membutuhkan banyak hal dalam kehidupannya baik dari aspek emosional, sosial,
ekonomi, dan sebagainya.
Perkembangan
kehidupan pribadi seseorang berkaitan dengan perkembangan kehidupan sosialnya
baik dalam pendidikan, pergaulan, maupun karier. Berkaitan dengan karier, maka
masa yang paling rentan dalam penentuan karier seseorang adalah pada masa
remaja. Pada masa anak-anak karir yang akrab dikenal sebagai cita-cita hanya
sebuah obsesi yang belum dipikirkan realitasnya di kemudian hari. Pada masa
remaja lah karir akan dipikirkan dengan matang oleh setiap individu karena masa
ini juga merupakan masa persiapan menuju kehidupan dewasa yang menuntut
seseorang untuk hidup mandiri dalam segala hal. Oleh karena itu, pemilihan
perencanaan karir dibutuhkan sebaik mungkin agar bisa menjadi bekal di kemudian
hari. Karier yang direncanakan dan direalisasikan pada saat remaja dengan baik
akan berdampak baik pula di masa depannya nanti.
Sehingga karir
remaja mutlak diperhatikan oleh setiap orang dalam kehidupannya karena hal itu
akan berdampak pada keadaan hidupnya di masa mendatang.
Oleh karena itu, penulis menyusun makalah
ini selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik juga
untuk memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai kehidupan pribadi dan kerier
dengan judul “Tugas Perkembangan
Kehidupan Pribadi,
Pendidikan dan Karir Remaja”.
1.2. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud
dengan kehidupan pribadi sebagai individu?
2) Apakah yang dimaksud
dengan kehidupan pendidikan dan kehidupan karier?
1.3. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk menyajikan penjelasan mengenai perkembangan kehidupan pribadi, pendidikan
dan karir remaja, selain itu tujuan dibuatnya makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Kehidupan Pribadi sebagai Individu
1. Pengertian Kehidupan Pribadi dan Karakteristiknya
Kehidupan pribadi sukar untuk di rumuskan, ia sangat
kompleks dan unik. Pada hakikatnya manusia merupakan pribadi yang utuh dan
memiliki sifat- sifat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
Dalam kedudukanya sebagai makhluk individu, seseorang
menyadari bahwa dalam kehidupanya memiliki kebutuhan yang di peruntukkan bagi
kepentingan diri pribadi, baik fisik maupun nonfisik. Dalam pertumbuhan
fisiknya, manusia memerlukan kekuatan dan daya tahan tubuh serta perlu
perlindungan keamanan fisiknya.
Kehidupan pribadi seseorang menyangkut berbagai aspek,
antara lain aspek emosional, sosial psikologis, dan sosial budaya, dan
kemampuan intelektual yang terpadu secara intregratif dengan faktor lingkungan
kehidupan.
2. Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Pribadi
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan pribadi
adalah kehidupan keluarga beserta berbagai aspeknya. Perkembangan kehidupan
seseorang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Aliran nativisme
mengatakan bahwa seseorang individu akan menjadi “orang” sebagaimana adanya
yang telah ditentukan oleh kemampuan dan sifatnya yang dibawa sejak lahir.
Sedangkan aliran empirisme mengatakan sebaiknya bahwa seorang individu di
ibaratkan sebagai kertas atau lilin yang masih putih bersih. Ia akan menjadi
“manusia” seperti yang dikehendaki oleh lingkungan.
Kedua aliran itu menggambarkan bahwa faktor bakat dan
pengaruh lingkungan sama-sama mempunyai pengaruh terhadap perkembangan pribadi.
Proses pendidikan indonesia menganut aliran ini, seperti dinyatakan oleh ki
hadjar dewantara yaitu ‘ing ngarasa
sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani’.
3. Perbedaan Individu dalam Perkembangan
Pribadi
Secara singkat dapat dikatakan bahwa perkembangan pribadi
setiap individu berbeda-beda sesuai dengan lingkungan dimana mereka dibesarkan.
Misalnya, dua orang anak yang dibesarkan didalam satu keluarga akan menunjukan
sifat pribadi yang berbeda, karena hal itu ditentukan oleh bagaimana mereka
masing-masing berinteraksi dan mengintegrasikan dirinya dengan lingkungannya.
4. Pengaruh
Perkembangan Kehidupan Pribadi terhadap Tingkah Laku
Keadaan kehidupan sekarang dipengaruhi oleh keadaan
sebelumnya, dan keadaan yang akan datang banyak ditentukan oleh keadaan
kehidupan saat ini. Dengan demikian tingkah laku seseorang juga dipengaruhi
oleh hasil proses perkambangan kehidupan sebelumnya dan dalam
perjalanannya berintegrasi dengan kejadian- kejadian sekarang. Kehidupan
pribadi yang baik memungkinkan seseorang berprilaku baik juga yaitu: mampu menghadapi
dan memecahkan berbagai permasalahan dengan pengendalian emosi secara matang,
tertib, disiplin, dan penuh tanggung jawab.
5. Upaya Pengembangan Kehidupan Pribadi
a. Hidup sehat dan
teratur serta pemanfaatan waktu secara baik.
b. Mengerjakan tugas dan pekerjaan praktis
sehari- hari secara mandiri dengan penuh tanggung jawab.
c. Hidup bermasyarakat dengan melakukan
pergaulan dengan sesama, terutama dengan teman sebaya.
d. Cara- cara
pemecahan masalah yang dihadapi.
e. Mengikuti aturan kehidupan keluarga dengan
penuh tanggung jawab dan disiplin.
f. Melakukan
peran dan tanggung jawab dalam kehidupan berkeluarga.
Di samping itu perlu diciptakan suasana keteladanan oleh
pihak-pihak yang berwenang, seperti orang tua di dalam keluarga, guru si sekolah,
dan tokoh masyarakat dalam kehidupan sosial. Dalam suasana ini perlu di
tonjolkan sifat sportif dan kejujuran, berjuang keras dengan berpegang pada
prinsip yang maton (dapat dipercaya).
B. Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karier
1. Pengertian Kehidupan Pendidikan dan Karier
Kehidupan pendidikan merupakan pengalaman proses belajar
yang dihayati sepanjang hidupnya, baik di dalam jalur pendidikan sekolah maupun
luar sekolah. Berkaitan dengan perkembangan peserta didik, kehidupan pendidikan
yang dimaksud baik yang dialami oleh remaja sebagai peserta didik di lingkungan
keluarga, sekolah, dan kehidupan masyarakat. Sedangkan kehidupan karier
merupakan pengalaman seseorang di dalam dunia kerja.
Seperti dikatakan oleh Garrison (1956) bahwa setiap
tahun di dunia ini dapat jutaan pemuda dan pemudi memasuki dunia kerja.
Peristiwa seseorang remaja masuk ke dunia kerja itu merupakan awal pengalamanya
dalam kehidupan berkarya (berkarier). Pada hakikatnya kehidupan anak (remaja) di
dalam pendidikan merupakan awal kehidupan kariernya. Baik di dalam kehidupan
pendidikan maupun kehidupan karier, para remaja memperoleh pengalaman yang
menggambarkan adanya pasang surut.
2. Karakteristik Kehidupan Pendidikan dan Karier
Belajar itu akan lebih berhasil apabila sesuai dengan
minat dan kebutuhannya. Cita- cita tentang jenis pekerjaan di masa akan datang
merupakan faktor penting yang mempengaruhi minat dan kebutuhannya untuk
belajar. Remaja memiliki tiga lingkungan kehidupan, yang ketiga-tiganya
mempunyai corak yang berbeda-beda serta masing-masing memikul tanggung jawab
dalam penyelenggaraan pendidikan. Ketiga lingkungan pendidikan itu ialah
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Undang- undang No.2 Tahun 1989 tentang Sitem Pendidikan
Nasional menyebutkan hal itu.
Dengan demikian, setiap remaja berada pada posisi
pendidikan yang majemuk, ia berada di lingkungan kehidupan pendidikan keluarga,
kehidupan pendidikan masyarakat, dan kehidupan pendidikan sekolah yang diikutinya.
Masing-masing lingkungan kehidupan pendidikan tidak selalu sama dasar dan
tujuannya.
. Lingkungan Pendidikan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih menekankan pada
aspek moral atau pembentukkan kepribadian dari pada pendidikan
untuk menguasai ilmu pengetahuan. Dasar dan tujuan penyelenggaraan pendidikan
keluarga bersifat individual, sesuai dengan pandangan hidup keluarga masing-masing,
sekalipun secara nasional bagi keluarga-keluarga bangsa Indonesia memiliki
dasar yang sama, yaitu Pancasila.
Ada keluarga dalam mendidik anaknya mendasarkan pada
kaidah- kaidah agama dan menekankan proses pendidikan pada pendidikan agama
dengan tujuan untuk menjadikan anak- anaknya menjadi orang yang saleh dan senantiasa
takwa dan iman kepada Tuhan Ynag Maha Esa. Ada pula keluarga yang dasar dan
tujuan penyelenggaraan pendidikannya berorientasi kepada kehidupan sosial
ekonomi kemasyarakatan dengan tujuan untuk menjadikan anak-anaknya menjadi
orang yang produktif dan bermanfaat dalam kehidupan bermasyarakat.
Banyak corak dan pola penyelenggaraan pendidikan
keluarga, yang secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok pola
pendidikan, yaitu pendidikan otoriter,
pendidikan demokratis, dan pendidikan liberal. Dalam
pendidikan yang bercorak otoriter, anak- anak senantiasa harus mengikuti apa
yang telah digariskan oleh orang tuanya, sedang pada pendidikan yang bercorak
liberal, anak-anak dibebaskan untuk menentukan tujuan dan cita- citanya.
Kebanyakan keluarga di Indonesia mengikuti corak pendidikan yang demokratis.
b. Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan alami kedua yang dikenal
anak- anak.Tidak jarang para remaja berbeda pandangan dengan para orang tua,
sehingga norma dan perilaku remaja dianggap tidak sesuai dengan norma
masyarakat yang sedang berlaku.
Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyarakat banyak
banyak membentuk atau mendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban-paguyuban
atau kursus-kursus yang secara sengaja disediakan untuk anak remaja dalam upaya
mempersiapkan hidupnya dikemudian hari.
c. Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja
diciptakan untuk membina anak-anak ke arah tujuan tertentu, khususnya untuk
memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai bekal hidupnya di kemudian hari.
Di mata remaja sekolah dipandang sebagai lembaga yang cukup berpengaruh
terhadap terbentuknya konsep yang berkenaan dengan nasib mereka dikemudian
hari.
Dunia pendidikan, baik jalur sekolah maupun jalur luar
sekolah, menyediakan berbagai jenis program yang diperkirakan relavan dengan
kebutuhan jenis tenaga kerja di masyarakat. Untuk menetapkan pilihan jenis
pendidikan dan pekerjaan yang diidamkan banyak faktor yang harus
dipertimbangkan. Faktor prediksi masa depan, faktor prestasi yang menggambarkan
bakat dan minatnya, faktor kehidupan yang dapat diamati dari kondisi beragamnya
lapangan kerja di masyarakat, dan kemampuan daya saing setiap individu.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kehidupan
Pendidikan dan Karier
a. Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan
perkembngan kehidupan dan karier anak.
Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua dan
kondisi ekonomi negara
(masyarakat).
Yang pertama merupakan kondisi utama, karena menyangkut kemampuan orang tua
dalam membiayai pendidikan anaknya. Banyak anak berkemampuan intelektual tinggi
tidak dapat menikmati pendidikan yang baik, disebabkan oleh keterbatasan
kemampuan ekonomi orang tuanya.
b. Faktor Lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini meliputi tiga macam.
Pertama, lingkungan kehidupan masyarakat, seperti lingkungan masyarakat
perindustrian, pertanian, atau lingkungan perdagangan. Kedua, lingkungan
kehidupan rumah tangga, kondisi sekolah, merupakan lingkungan yang langsung
berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan cita-cita karier remaja. Ketiga,
lingkungan kehidupan teman sebaya. Bahwa pergaulan teman sebaya akan memberikan
pengaruh langsung terhadap kehidupan pendidikan masing- masing remaja.
c. Faktor Pandangan Hidup
Pandangan hidup itu sendiri merupakan bagian yang
terbentuk karena lingkungan. Pengejawantahan pandangan hidup tampak pada
pendirian seseorang, terutama dalam menyatakan cita-cita hidupnya. Seseorang
dalam memilih lembaga pendidikan dipengaruhi oleh kondisi keluarga yang
melatarbelakangi.
4. Pengaruh Perkembangan Kehidupan Pendidikan
dan Karier terhadap Tingkah Laku dan Sikap
Sikap remaja terhadap pendidikan sekolah banyak diwarnai
oleh karakteristik guru yang mengajarnya. Guru yang “baik” di mata para siswa
tidak kepada keadaan guru itu sendiri, melainkan tergantung pada banyak faktor.
Guru yang baik adalah guru yang akrab dengan siswanya dan menolong siswa dalam
pelajaran. Hal ini sering disalahartikan, karena “menolong atau membantu” disamakan
dengan memberikan nilai tinggi atau meluluskan. Padahal sekolah dalam hal ini
para guru, memberikan bimbingan dan menilai atas dasar objektivitas yang tidak
disertai faktor emosional.
5. Perbedaan Individu dalam Perkembangan
Pendidikan dan Karier
Sebagaimana diuraikan di bagian lain, tentang
perkembangan intelek, bahwa pencapaian tingkat pendidikan dipengaruhi oleh
tingkat kecerdasan atau IQ. Dalam kenuataanya IQ setiap individu berbeda-beda,
maka hal itu akan berpengaruh terhadap pola kehidupannya di dalam bidang
pendidikan.
Berhubung kehidupan pendidikan merupakan bagian awal dari
kehidupan karier, maka dengan perbedaan kehidupan pendidikan tersebut
konsekuensinya akan membawa perbedaan individual di dalam kehidupan kariernya.
Kehidupan karier seseorang juga berbeda-beda.
6. Upaya Pengembangan Kehidupan Pendidikan dan
Karier
Menghadapi tiga lingkungan pendidikan yang berbeda-beda,
dapat menyebabkan peserta didik mengalami kebingungan untuk mengikutinya.
Pertentangan dan atau perbedaan norma antara masing-masing lingkungan amat
besar kemungkinanya akan terjadi. Untuk itu, hubungan antara ketiga pelaksana
pendidikan itu satu sama lain harus mengadakan pendekatan untuk mencapai
keharmonisan program.
Orang tua perlu memahami kemajuan pendidikan baik di
sekolah maupun di luar sekolah dan di luar keluarga. Hal ini amat tinggi
nilainya, karena dengan norma dan ketentuan yang tidak terlalu jauh berbeda
antara rumah, sekolah, dan masyarakat keharmonisan hidup dapat dicapai.
Salah satu perbedaan antara orang dewasa dan anak-anak
adalah bahwa pada orang dewasa kegiatan yang dilakukan lebih berorientasi
kepada kerja-kerja produktif, sedangkan anak-anak masih diwarnai unsur bermain.
Remaja berada diantaranya, artinya kegiatan kerja yang dilakukan belum
sepenuhnya untuk maksud- maksud produktif, ia (mereka) kadang-kadang berpikir
tentang kerja, yang umumnya sebagai pekerja sambilan (part-time worker) dan
kadang- kadang perhatiannya sama sekali tidak pada pekerjaan. Remaja yang
usianya berkisar 13 s.d. 19 tahun di dunia karier relatif masih muda dan berada
pada posisi awal. Untuk itu, maka perlu dibedakan karier remaja awal, yang
karena kondisinya pada usia 13-16 tahun harus masuk ke dunia kerja. Mereka
masih banyak menghadapi masalah. Baik masalah fisik maupun psikologis.
Remaja yang berusia 16 tahun atau lebih, yang secara
hukum telah dibenarkan untuk bekerja telah didukung kesiapan fisik dan mental.
Otot-ototnya telah cukup kuat untuk pekerjaan yang memerlukan daya tahan
tertentu, dan kondisi mentalnya pun telah mampu menyesuaikan terhadap hal-hal
yang menurutnya perlu diikuti dan diterima.
Para remaja telah berkemampuan untuk menarik
keputusan, sekalipun dasar pertimbangan yang digunakan belum cukup luas,
terutama yang berkaitan dengan pandangan masa depan yang belum mantap. Oleh
karenanya, mereka masih memerlukan arahan atau bimbingan orang tua atau
pembimbing. Banyak faktor yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan pilihan
pekerjaan, antara lain adalah minat dan kemampuan, jenis kelamin, latar
belakang orang tua dan kondisi sosial ekonominya, dan jenis pekerjaan itu
sendiri. Secara biologis pada usia remaja telah siap untuk melakukan pekerjaan,
atau dengan kata lain telah siap untuk bekerja. Secara hukum, usia remaja yaitu
antara 16-19 tahun telah dibenarkan untuk melakukan pekerjaan. Secara
psikologis pun para remaja telah cukup mampu untuk memikul tanggung jawab dan
hidup mandiri dalam kehidupan bermasyarakat.
Tetapi dibalik itu diakui bahwa tidak semua remaja telah
siap menghadapi kondisi masyarakat yang terus berkembang, akibtnya mereka belum
memiliki konsep kehidupan masa depan, oleh karenanya tidak sedikit remaja
menjadi bingung berkenaan dengan hehidupan di masa depan.
a. Perkembangan Karier Remaja
Dalam arti sempit, pendidikan merupakan persiapan menuju
suatu karier, sedangkan dalam arti luas pendidikan itu merupakan bagian dari
proses perkembangan karier remaja. Remaja, yang dilihat dari segi usia mencakup
12-21 tahun,menurut Ginzberg (Alexander, dkk., 1980) perkembangan kariernya
telah sampai pada periode pilihan tentatif dan sebagian berada pada periode
pilihan realistis, sedangkan menurut Super (Alexander, dkk., 1980) perkembangan
karier anak remaja itu berada pada tahap eksplorasi, terutama subtahap tentatif
dan sebagian dari subtahap transisi.
Perkembangan kerier remaja yang menurut Ginzberg ada pada
periode pilihan tentatif (11-17 tahun) itu ditandai oleh meluasnya pengenalan
anak terhadap berbagai masalah dalam memutuskan pekerjaan apa yang akan
dikerjakannya di masa mendatang. Periode tentatif ini meliputi 4 tahapan,
yaitu:
1. Tahap minat (umur 11-12 tahun)
Remaja sudah mulai mempunyai rencana dan kemumgkinan
pilihan karier yang didasarkan pada minat.
2. Tahap kapasitas (12-14 tahun)
Remaja mulai menggunakan keterampilan dan kemampuan
pribadinya sebagai pertimbangan dalam melakukan pilihan dan rencana-rencana
karier. Remaja mulai menilai kemampuannya berperanan baik dalam bidang-bidang
pendidikan dan pekerjaan yang diminati.
3. Tahap nilai (15-16 tahun)
Dalam tahap ini remaja mulai bergerak dari
pertimbangan-pertimbangan realistis yang masih berada di pinggir kesadaran ke
dalam posisi yang lebih sentral. Pada tahap ini anak mulai menghadapi perlunya
membuat keputusan dengan segera, konkret, dan realistis tentang pekerjaan yang
akan datang atau pendidikan yang
mempersiapkannya ke suatu pekerjaan tertentu nanti. Anak
makin bebas bertindak sehingga memungkinkan ia melakukan uji coba keterampilan
dan bakat-bakatnya.
Dalam periode pilihan realistis (17/18- dan yang lebih
tua) remaja telah sampai pada tahap eksplorasi, yaitu mencari berbagai
alternatif pekerjaan yang cocok, dan tahap kristalisasi yaitu melakukan pilihan
karier. Tetapi tahap spesifikasi yang merupakan tugas perkembangan akhir dalam
pilihan karier seseorang, dimana seseorang telah memiliki suatu pekerjaan yang
relatif tetap berusaha untuk memilih tugas-tugas tertentu atau posisi-posisi
spesifik, tentunya belum merupakan bagian dari perkembangan karier remaja.
b. Masalah yang Dihadapi
Masalah yang berasal dari dalam dirinya antara lain
sering terjadi bahwa minat remaja tidak sesuai dengan kemampuannya. Anak yang
ingin menjadi dokter tetapi kemampuannya dalam mata pelajaran IPA, biologi, dan
kimia rendah. Masalah yang berasal dari luar atau lingkungannya antara lain
sering terjadi orang tua menghendaki atau memaksa anaknya untuk memilih jurusan
pendidikan yang mempersiapkan pada pekerjaan tertentu tetapi tidak sesuai
dengan kemampuan anak. Yang lebih parah lagi kalau terjadi pilihan anak dan pilihan
orang tua tidak saling mendukung, maka anak menghadapi konflik yang lebih
serius lagi dalam memilih karier. Oleh karena itu, untuk menghadapi remaja yang
mengalami masalah atau kesulitan dalam memilih karier, Shetrzer (Alexander,
dkk., 1980) menyarankan hal-hal berikut:
1)
Pelajari dirimu sendiri, karena kesadaran diri tentang bakat, kemampuan, dan
ciri-ciri pribadi yang dia miliki merupakan kunci dari ketetapan perencanaan
karier.
2) Di bidang apa kamu
merasa paling sreg (confortable).
3) Tulislah rencana dan
cita-citamu secara formal.
4) Biasakan dirimu dengan
tuntutan pekerjaan tertentu yang kamu minati.
5) Tinjau dan bicarakan
lagi rencana kariermu itu dengan orang lain.
6) Jika pilihan kariermu
tidak cocok, hentikan.
Layanan
bimbingan karier:
a) Pemahaman
diri: bakat, kemampuan, minat, keterampilan, dan ciri- ciri pribadi.
b) Pemahaman
lingkungan: lingkungan pendidikan dan lingkungan pekerjaan serta berbagai
kondisi.
c) Cara-
cara mengatasi masalah dan hambatan dalam perencanaan dan pemilihan karier
sehubungan dengan kemungkinan keterbatasan lingkungan dan keadaan diri.
d) Perencanaan masa depan.
e) Usaha penyaluran,
penempatan, pengaturan, dan penyesuaian.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menjalani perkembangan bagi remaja tidak lain adalah
melaksanakan tugas- tugas, yaitu mempersiapkan dirinya untuk dapat diterima
sebagai individu yang mampu berdiri sendiri di dalam melaksanakan kehidupan
bermasyarakat.
Tugas- tugas
itu meliputi tugas kehidupan pribadi, tugas dalam kehidupan sosial, dan tugas
dalam kehidupan keluarga. Dalam menjalankan tugas- tugas tersebut laki- laki
berbeda dengan wanita, baik mengenai tugas dalam perkembangan fisik maupun
dalam perkembangan psikofisis.
Mengembangkan program pendidikan dan pembinaan karier
merupakan langkah yang perlu ditempuh untuk mengatasi berbagai masalah
kehidupan pendidikan dan karier. Program tersebut antara lain adalah: bimbingan
karier, bimbingan pendidikan dalam upaya mengarahkan siswa untuk menentukan
jenis pendidikan, memberiakan latihan- latihan praktis terhadap siswa dengan
berorientasi terhadap kondisi (tuntutan) lingkungan, dan penyusunan kurikulum
yang komprehensif dengan mengembangkan kurikulum muatan lokal.
3.2 Saran
Kita harus bisa bisa menjaga
perkembangan kehidupan pribadi dan karir ke arah yang positif, dalam arti baik
bagi kehidupan kita sekarang maupun pada masa yang akan datang, khususnya untuk
kita calon pendidik yang akan mengaplikasikannya dalam lembaga tempat kita
mendidik nantinya. Jadi, marilah kita memahami perkembangan kehidupan dengan
baik dan memaknainya dengan hal yang baik pula agar kelak kita beroleh sebuah
warna yang positif dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Sunarto dan Agung Hartono.
2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta:
Rineka Cipta.
kalian juga dapat mendownload format powerpointnya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar